Saturday, July 11, 2020

Bentuk Keseruan Bersama Anak Tanpa Harus Mahal

Setiap hari adalah keseruan bagi kami, saya dan Anis, bocah menuju tiga tahun yang luar biasa bawel. Bentuk keseruan pun beragam, tetapi, hampir semua kegiatannya berkenaan dengan aktivitas sehari-hari dengan alat dan bahan yang sederhana terlebih dahulu. 

Bagi batita, bermain adalah dunianya. Bahkan, belajar pun dikemas dalam bentuk bermain. Jadi, sampai saat ini saya belum memaksakan Anis untuk mengikuti suatu kurikulum baku, seperti duduk dengan sengaja untuk belajar menulis, membaca. Pengenalan yang saya coba tanamkan padanya sejak lahir hingga kini adalah adab dan akhlak, dengan bentuk sederhana.

Saya yang hidup tanpa asisten rumah tangga, dituntut untuk dapat mengatasi semua pekerjaan rumah tangga beserta ini itunya sendiri. Jadi, aktivitas bermain bersama bocah pun kebanyakan dirapel dengan pekerjaan rumah, juga seringnya bersifat spontan, sehingga kadang tidak sempat diabadikan dalam bentuk gambar. Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui, begitu kata peribahasa.

Dalam tulisan ini saya akan membagikan beberapa kegiatan seru yang dapat dilakukan disela aktivitas sehari-hari:

1. Bermain dengan kertas warna
Banyak aktivitas yang dapat dilakukan dengan bermodal kertas warna. Mengenal bentuk, belajar melipat dan menggunting, mencocokkan warna, belajar menempel dan masih banyak lagi. Untuk menyiapkan kegiatan dengan bahan ini pun cenderung tidak memakan waktu yang lama. Bahkan, dilakukan spontan pun masih memungkinkan. Antusiasme Anis dengan kertas warna ini pun cenderung tinggi. Warna yang cerah dengan berbagai macam ukuran menjadi pemikat bagi anak-anak.

2. Bereksperimen bersama di dapur
Ibu-ibu dan dapur sangat erat kaitannya. Alih-alih bersitegang dengan anak saat memasak, mengapa tidak kita ajak saja mereka untuk terlibat? Level stres ibu menurun, anak juga bahagia karena mendapat kegiatan baru. 
Saya pribadi senang melibatkan Anis dalam proses memasak ini, walaupun Anis seorang laki-laki. Karena menurut saya, banyak hal yang dapat di pelajari di dapur, ketimbang membiarkan anak bermain gadget atau menonton televisi terus menerus selama kita memasak. Saya pun bukan tipikal ibu yang saklek tidak sama sekali memberikan screen time untuk anak, yaa. Kadang saya biarkan Anis menonton saat saya sedang melakukan hal lain. Tetapi, dengan pembatasan waktu.
Ketika berkegiatan di dapur, saya membiarkan Anis mencoba hal yang saya lakukan. Menuang air, memasukkan bahan masakan ke dalam wadahnya, mematikan kompor, mengaduk masakan atau sekedar menyebutkan nama bahan-bahan dan bumbu di dapur. 
Karena Anis sudah menuju tiga tahun dan motorik tangannya pun saya sudah anggap stabil (berdasarkan pengamatan sehari-hari), aktivitas memotong dengan pisau, menggunting sayur/kemasan bumbu, saya sudah berikan izin, dengan pengawasan tentunya. 
Lebih seru lagi saat membuat kue atau makanan berbahan dasar adonan. Kita dapat mengenalkan struktur benda, macam rasa, perpaduan warna, membuat campuran, larutan, hingga membuat magic sederhana, seperti; es yang tiba-tiba menjadi air ketika dipanaskan, air dan minyak yang tidak bisa bersatu meski telah dikocok dengan kuat, membuat buih dari kocokan telur dan masih banyak lagi. Atau, setidaknya, bermain playdoh menggunakan adonan roti, cukup menarik perhatian bocah kecil, lho. 

3. Bermain dengan air
Aktivitas yang berhubungan dengan air selalu menarik perhatian anak-anak, termasuk Anis. Jadi, kegiatan mandi pun akan memfasilitasi kegiatan belajar anak dengan baik, mengingat air merupakan komponen kesukaan mereka.
Saat mandi, kita bisa membuat busa, membuat balon sabun, belajar menekan botol sabun cair/sampo, mengenal anggota tubuh, menciprat-cipratkan air, membuat gelombang air sederhana atau mengenalkan bebauan dari sampo, sabun dll. 
Selain mandi, bermain hujan, berenang, membantu mencuci piring dan atau pakaian, adalah bebarapa kegiatan menggunakan air yang dapat kita libatkan anak di dalamnya. Seru, sudah pasti, bukan?

4. Memanfaatkan mainan yang ada

Saya pernah membaca suatu artikel (maaf saya lupa detail artikelnya), di situ disebutkan bahwa anak kreatif cenderung memiliki mainan lebih sedikit. Mainan tidak perlu melimpah, tetapi, cukup dan memiliki fungsi. 
Dengan mainan seadanya, ternyata sangat mampu untuk dimodifikasi menjadi beberapa gaya permainan. Misalnya saja, melalui playdoh, secara umum digunakan anak untuk membuat sesuatu replika benda, kue, tetapi ternyata, dari mainan yang sama saya bisa gunakan untuk pengenalan huruf dan juga media tracing huruf, sebagai pre-writting program. Anis sangat bersemangat untuk tracing huruf dengan media ini, meskipun ujung-ujungnya dihancurkan juga. Tetapi, tak jadi masalah, bukan? Toh, cukup dibuat kembali dengan mudah, tanpa memakan waktu yang banyak.
Ide lainnya, membuat track mobil dan jembatan dari buku. Ide ini datang langsung dari Anis sebenarnya, saya hanya melihat dia dari kejauhan. 
Buku-buku disusun sehingga menyerupai jalan dan diberdirikan sebagian, sebagai jembatan, kemudian mobil-mobilan dia susun di atasnya (tempat parkir), juga dijadikan track seolah jalan tol katanya. 
Di tengah asyik bermain, sesekali dia mengambil dan membuka-buka satu buku, dibacanya, sambil mendongeng dengan anteng versi dia. 
Dari satu mainan, berkembang menjadi beberapa fungsi permainan dan manfaat, bukan?
Bisa juga kita menggunakan bahan-bahan sisa memasak, buah/daun/bunga yang berjatuhan di taman, batu, untuk digunakan bersama mainan yang dimiliki. Sensasinya akan berbeda, seperti terasa lebih riil dan anak menjadi lebih bersemangat dalam memainkannya (terutama anak saya).

5. Bersatu dengan alam
Salah satu cara mengantisipasi kebosanan bocah adalah mendekati alam. Tidak harus dengan sengaja mengunjungi suatu objek wisata untuk aktivitas ini, cukup luangkan waktu berjalan-jalan pagi atau sore di sekitaran tempat tinggal. Biarkan anak menemukan hal menarik di sana, beri ruang kebebasannya. 
Saya sendiri membiarkan Anis meraba, mencium, menjelaskan dengan bahasanya, tentang hal menarik yang dia temukan selama berkelana. Tentu dengan pengawasan.
Saat merasakan tekstur tanaman putri malu yang tajam, alih-alih menangis kesakitan, Anis justru merasa takjub dan membuatnya mengamati lebih dalam, hingga akhirnya dia menyimpulkan bahwa putri malu itu cantik tapi pemalu (daunnya menutup ketika disentuh), tidak suka diganggu, makanya dia memiliki duri, agar tidak ada orang yang mengganggu dia. 
Menemukan buah pikiran anak yang terkadang di luar dugaan sangat seru, lho!
***

Seru itu ternyata sederhana, ya! Bukan selalu harus pergi ke tempat wisata atau dengan mainan yang mahal, bahkan, cukup dengan barang yang ada di sekitar kita, berbaur dengan kegiatan sehari-hari, mampu menciptakan keseruan itu sendiri. 

Masih banyak hal seru lain yang bisa kita lakukan bersama anak. Namun, kunci utamanya adalah "membersamai" mereka. Pastikan jiwa dan raga kita hadir saat bermain bersamanya. Makna akan terbentuk karena adanya bonding saat melakukan aktivitas bersama.

Eits, bukan berarti para working mommies tidak bisa berseru-seruan dengan anak, lho! Membersamai itu intinya adalah waktu. Luangkan waktu, buatlah berkualitas. Keseruan juga bisa tercipta, moms

Selamat membersamai dan menciptakan keseruan, mommies! ๐Ÿ’™๐Ÿ’™๐Ÿ’™

No comments:

Post a Comment