Thursday, April 30, 2020

Resep Ibu Anis : Bolu Marmer Panggang Simpel

Baking is not only about skill, but experiment, improvement and art. Begitu deskripsi membuat kue menurut aku. Pengalaman pribadi sih, untuk menemukan resep yang "pas" itu butuh percobaan berkali-kali dari suggest resep yang sama dengan baker berbeda. Wah, ribet ya? Yaa, kalau aku sih justru disitu nikmatnya baking 🤭.

Setelah mencoba beberapa resep bolu marmer panggang yang simpel, akhirnya aku menemukan resep yang "pas". "Pas" disini berkenaan dengan bahan-bahannya yang mudah dan takaran sedang, prosesnya simpel, hasilnya juga oke 😁. Btw, resep kali ini aku sadur dari resep MAMA NIA lewat akun Youtube-nya, dengan sedikit modifikasi dalam penggunaan alat dan bahan.

Here the recipe anyway!

🍰Bolu Marmer Panggang Simpel🍰
Bahan :
100 g tepung terigu / 10 sdm
100 g gula pasir / 7 sdm
100 g margarin/mentega dicairkan
2 butir telur
1 sdt ovalet
1/2 sdt baking powder
1/2 sdt vanila bubuk
2 sdt cokelat bubuk / 2 tetes perisa cokelat

Cara membuat :
1. Panaskan oven di suhu 200°C selama 10 menit, lalu turunkan suhunya menjadi 180°C.
2. Campurkan gula pasir, telur, ovalet, vanila bubuk, kemudian kocok dengan mixer selama kurang lebih 8 menit, atau dengan whisker hingga campuran mengembang.
3. Ke dalam campuran poin (2), masukkan tepung terigu yang sudah dicampur dengan baking powder sedikit demi sedikit sambil diaduk. Untuk hasil lebih maksimal, campuran kering (tepung terigu dan baking powder) diayak terlebih dahulu.
4. Masukkan margarin/mentega cair, aduk hingga tercampur homogen
5. Ambil sekitar 3 sdm adonan dan masukkan ke dalam mangkuk, campur dengan cokelat bubuk/perisa cokelat, aduk hingga warna homogen.
6. Adonan inti dimasukkan ke dalam loyang yang telah diolesi mentega/margarin/olive oil, kemudian di permukaannya masukkan adonan cokelat dan diaduk secara asal agar terbentuk motif marmer.
7. Hentak-hentakkan loyang agar adonan memadat.
8. Panggang di suhu 180°C selama 30 menit. Sambil dicek di 15 menit pertama, jika permukaan adonan menggosong maka turunkan suhu menhadi 160°C, jika adonan justru tidak mengembang maka naikkan suhu menjadi 200°C. 
9. Setelah 30 menit, keluarkan kue, diamkan hingga agak hangat, baru kemudian keluarkan dari loyang.
Agak seperti gosong di pojok, tapi sebenernya engga kok 😁
10. Siapkan kopi atau teh atau minuman favorit, nikmati kue bolu dengan seruputannya, ahh nikmaat 🤭 Cocok juga dijadikan menu berbuka puasa bahkan menu suguhan ketika lebaran nanti 🤩

Selamat mencoba bukibuk 💙

Tuesday, April 28, 2020

Aliran Rasa : Perjalanan Menemukan Navigasi di Bahtera Institut Ibu Profesional

Bismillah 💙
Wah, agak lama hengkang dari per-blog-an nih. Bukan sama sekali tidak menulis lho, tapi kemarin-kemarin sedang getol mengikuti challenge menulis di laman Instagram dan mengisi tugas-tugas Ibu Profesional di Facebook 🤭. Tuh kan banyak excuse kaan 😅.

Baiklah, biar excuse-nya tidak terlalu melenakan, mari kita ramaikan blog tercinta ini lagi. Sekaligus merekam ulang tentang pembelajaran di kelas Ibu Profesional (IP) yang saya ikuti. Untuk penjabaran tentang komunitas ini sendiri sila klik Ibu Profesional. Untuk saya pribadi mengikuti program Institut dan Komunitas. Khusus tulisan kali ini, saya akan fokus pada kelas Matrikulasi Institut Ibu Profesional, yaitu semacam kelas "kuliah dasar" untuk program Institut IP. Saya tergabung dalam kelas Matrikulasi Batch 8, wow, sudah meluluskan banyak ibu ataupun calon ibu hebat ya pastinya, dilihat dari jumlah batch-nya itu sendiri, masyaAllah, semoga berkah 💙

Untuk Matrikulasi Batch 8 ini, kami diajak belajar dan bertumbuh bersama dengan tema Pelayaran. Starting point kami sudah pasti adalah pelabuhan. Sebagai pelayar, kami akan dibekali bahtera yang merupakan grup regional masing-masing peserta, untuk bersama berlayar dengan bahagia. Regional menjadi rumah kami untuk bertukar informasi, diskusi, menyelami ilmu bersama, agar sampai kepada tujuan dari pelayaran. Tentunya, bahtera akan membutuhkan nakhoda. Ketua kelas regional bets 8-lah yang menjadi nakhoda kami. Alhamdulillaah, sudah terpilih dengan insyaAllah fair , teh Listia dari regional saya, yaitu Bandung. Teh Listia sebagai nakhoda dengan kami semua para awak kapal, insyaAllah siap menjelajah samudera Matrikulasi IP Batch 8.

Sebagai stage awal, kami akan mencari bekal dasar penjelajahan samudera. Dalam Matrikulasi ini, 3 hal penting yang harus kita dapatkan dan pahami terlebih dahulu sebelum akhirnya berlayar bebas di samudera, yaitu :
1. Kerang istimewa
2. Mutiara Ibu Profesional
3. Kompas peradaban
Sebelum kami memegang 3 hal penting tersebut, pelayaran akan diragukan ketahanannya, karena hal tersebut adalah dasar navigasi bahtera ke depannya.

🧭 KERANG ISTIMEWA 🧭

Pertama-tama, kami disuguhi banyak peti harta karun yang berisi clue untuk menemukan kerang istimewa ini. Apa saja isi peti tersebut? Di dalamnya terdapat paparan para Widyaiswara/WI (sebutan untuk pengajar/fasilitator di Institut IP) dalam bentuk short video, tentang pengalaman mereka hingga akhirnya melabuhkan diri di Ibu Profesional. Dari sharing mereka, kita seperti mendapatkan gambaran tentang Institut IP dan juga menemukan strong why kita berada di komunitas ini. Strong why itulah yang disebut Kerang Istimewa. Sangat perlu untuk menemukan strong why dalam memilih dan menjalani suatu kegiatan, agar kita memiliki motivasi kuat dalam mengerjakannya dengan penuh tanggung jawab.

🧭 MUTIARA IBU PROFESIONAL 🧭

Kerang Istimewa telah di tangan. Tapi, ulala, belum bisa dibuka kawan-kawan. Ada misi yang harus dipecahkan dulu untuk bisa membuka dan menemukan apa yang ada di dalamnya. Misi kali ini menarik sekali. Dikemas kreatif melalui teka-teki silang dengan berdasarkan pada uji kasus. Setelah kami mampu memecahkan seluruh teka-tekinya, terjawablah sudah isi dari Kerang Istimewa tersebut. Apa hayoo? Yup, benar, Mutiara 🤩! Mutiara Ibu Profesional yang merupakan Prinsip Berkomunitas di IP. Intinya, di IIP ini semua BOLEH kecuali yang TIDAK BOLEH Simple bukan? Bahkan yang TIDAK BOLEH-nya pun hanya 5 poin, yaitu :
1. Kritik tanpa solusi (khususnya pada pemerintah)
2. Ghibah dan fitnah
3. Menyinggung SARAT (Suku, Agama, Ras, Anggota Tubuh)
4. Memperdebatkan KHILAFIYAH
5. Konflik kepentingan
Artinya, di luar penjabaran dari 5 hal tersebut sangat BOLEH dilakukan. Prinsip ini yang menjadi Mutiara Ibu Profesional.

🧭 KOMPAS PERADABAN 🧭

Ketika, strong why dan prinsip berkomunitas sudah ditemukan, dimengerti, maka perlu adanya pedoman spesifik untuk berperilaku dalam berkomunitas, berisikan aturan berikut konsekuensinya. Ini lah yang disebut dengan Code of Conduct (CoC). CoC merupakan aturan tertulis yang bersifat tegas mengikat terhadap perilaku bermartabat yang harus dipegang oleh para anggota, juga apa saja yang menjadi perilaku nista, berikut konsekuensi dari keduanya. Pedoman ini menjadi Kompas Peradaban, modal dasar ke-tiga dan juga terakhir untuk mulai mengarungi samudera di minggu selanjutnya, insyaAllah. Di tahap ini, kami diharapkan bukan hanya mampu membaca CoC yang ada, tetapi membumikannya, menerapkan dalam aksi nyata, sehingga fungsi CoC berjalan dengan semestinya.

Alhamdulillaah, sejauh ini proses pembelajaran telah dilalui. Misi demi misi, had been completed. Bukan hal mudah untuk saya pribadi, mengingat keterbatasan waktu antara mengerjakan pekerjaan domestik, membersamai toddler yang sedang di tahap separation anxiety, selalu ingin "nempel" dan diperhatikan, mengerjakan tugas per tugas, dan memberi ruang untuk diri rehat sejenak mendapatkan haknya. Sedapat mungkin misi disetorkan sebelum batas deadline, itu targetan saya. Dari penataan target seperti ini, saya seperti men-setting diri saya secara tidak langsung dengan kedisiplinan dan menejerial waktu yang lebih konkret. Seperti nama yang diemban oleh komunitas ini, yaitu Ibu Profesional, sedapat mungkin untuk menjalani segala fungsi kehidupan sebagai ibu/istri/individu perempuan secara lebih profesional. Tanggalkan daster di office hours, agendakan setiap to do list, pasang target harian ataupun per kegiatan, evaluasi di akhir hari. Saya mencoba menerapkan sistem bekerja saat di ramah publik ke dalam ranah domestik. Setidaknya, saya merasa lebih siap menghadapi hari dan lebih mengapresiasi diri, hal yang sempat hilang semenjak resign ranah publik, sejujurnya.

Perjalanan ini akan panjang, penuh hantaman ombak, deruan angin bahkan mungkin badai. Namun, jika tidak dilakukan sekarang, maka kapan lagi? Perubahan harus dimulai dari diri sendiri dulu, kalau bukan kita, ya siapa lagi? 

Saya memilih untuk tetap terus berlayar, mengarung bersama bahtera yang telah saya pilih. Semoga selalu dimudahkan, dilancarkan, dibahagiakan, dilimpahkan keberkahan, hingga sampai ke tujuan nanti, aammiin yaa Rabb Alamiin 💙 Hey, the ocean, I'm ready!! ⛵🧭

Monday, April 13, 2020

Mini Project Orientasi Komunitas Ibu Profesional


Bismillah.
Setelah mengikuti masa Orientasi Komunitas Ibu Profesional, yang dimulai sejak tanggal 1 Februari 2020, akhirnya sampailah tahap aplikasi dan eksekusi ilmu-ilmu yang sudah didapat. Ilmu yang luar biasa banyak dan masyaAllah keren itu pun akan dituangkan pada mini project yang merupakan ide awal dan insyaAllah menjadi sarana untuk learning by doing dalam berkomunitas, dimulai dari skala kecil dengan program sederhana. Saya pribadi memilih untuk memulainya dari ruang lingkup terdekat, yaitu keluarga, dengan harapan, jiwa berkomunitas dengan bahagia ini pun mampu ditularkan pada anggota keluarga lainnya, terutama untuk pengenalan pada Anis.

Bertepatan dengan datangnya bulan Ramadhan yang tinggal beberapa hari lagi, maka saya berusaha untuk memadukan project ini dengan jurnal Ramadhan yang sudah dibuat untuk diri sendiri dan keluarga. Sehingga semua program akan bersinergi. 

Sengaja poin "berbagi" yang menjadi sorotan, karena kebetulan saat ini Anis sedang di tahap pembelajaran dan pengenalan konsep berbagi, sehingga saya pikir cukup baik untuk melakukannya dengan sistem learning by doing ini, dengan harapan, Anis mampu mengenal "berbagi" dengan cara fun dan akan tertanam pada dirinya bahwa "sharing is fun".

Adapun project yang saya canangkan adalah sebagai berikut :

Project Plan

Judul : "Jurnal Ramadhan, Jum'at Berbagi"

Deskripsi : Menjadi salah satu bagian dari journal Ramadhan. Project ini dikhususkan untuk berbagi makanan ringan/takjil di setiap hari Jumat selama bulan Ramadhan untuk tetangga sekitar. Adapun menu yang akan dibagikan, disesuaikan dengan menu rumahan hari tersebut.

Kebutuhan/susunan tim : 
Ketua Pelaksana : Ibu
Keuangan : Ayah
Pembantu Umum : Anak ( M. Anis)

Sasaran: Tetangga sekitar tempat tinggal, terutama 2 rumah ke kanan dan ke kiri.

Waktu : Setiap hari Jumat selama bulan Ramadhan 1441 H. Bertepatan dengan tanggal 24 April 2020, 1 Mei 2020, 8 Mei 2020, 15 Mei 2020, 22 Mei 2020.

Tempat : Lingkungan rumah.

Estimasi dana :
Takjil setiap Jumat = Rp 150.000,-
Total estimasi = 5 x Rp 150.000,-
                          = Rp 750.000,-

Parameter keberhasilan
- Minimal tetangga 2 rumah ke kanan dan ke kiri mendapat jatah pembagian takjil
- Membagikan setidaknya 2 menu takjil di setiap jadwal
- Proses penyediaan dan pembagian melibatkan Anis dan suami sehingga silaturahim bisa terbentuk antar tetangga
- Pengenalan konsep berbagi dengan bahagia kepada Anis melalui cara sederhana dan dari kehidupan sehari-hari
- Pemenuhan salah satu poin di journal Ramadhan

Mudah-mudahan pelaksanaannya berjalan lancar, penuh keberkahan dan sesuai dengan target rencana. Bismillaah 💙

Thursday, April 2, 2020

Yang Hidup Kembali (Kesempatan Kedua)


Kutemukan dia kering, tak bersisa banyak hijaunya, menyoklat dan tandus. Tak ditemukan tanda kehidupan padanya, mungkin dia dehidrasi, tapi sebentar, ku lihat tanahnya lembab, tanda adanya interaksi alamiah atas air yang bertemu kedahagaan. Namun, hanya tanah serta beberapa cacing yang juga mulai prihatin di dalamnya. Saat itu, 2 minggu yang lalu.

Tak dapat kusimpulkan tentang apa yang terjadi selama kepergianku. Ya, tak lama, hanya 2 minggu. Mengunjungi ibunda di bagian lain dari sisi provinsi ini. Selalu banyak hal yang dipikirkan ketika harus meninggalkan jannah-ku, yup, baitii jannatii, rumahku surgaku, berpuluh-puluh pikiran ketika harus jauh sementara dari rumahku. Pastinya berdasar dan beralasan. Suami tercinta yang selalu sibuk dengan pekerjaan, terkadang menyisipkan sedikit kecerobohan di luar hal lainnya. Lupa menutup rapat jendela, lupa memasukkan handuk-handuk, lupa membuang sampah, lupa mematikan lampu-lampu, bahkan pernah terjadi, lupa mengunci pintu rumah saat harus meninggalkannya. Lalu bagaimana dengan pesan-pesan remah lain seperti : menyiram tanaman? Ahh aku selalu pasrah. Meski telah kuingatkan, terkadang dia merasa "sudah" tetapi nyatanya selalu saja habis tak bersisa para penghuni pot-pot itu setelahnya. Tentu aku tak menyalahkan, mungkin dia terlalu lelah dengan pekerjaan dan tugas-tugas sementara mengenai rumah. Biarlah, kondisi dan keadaan kuserahkan pada waktu. Dan terjadilah, kali ini agak menyedihkan bagiku, dia pohon mint yang selalu kujaga-jaga, karena aku selalu butuh daunnya untuk minuman favorit, kini mati semati-matinya.

Hal pertama ketika melihatnya, menghela nafas panjang dan menghembuskannya dengan berat. "Yaaah, mati deh.", sedikit kesah yang tersirat dalam hati dan pikiran saja. Kupegang sisa daun yang telah berserak di tanahnya, kering, mengkriuk. Ku bereskan satu persatu guguran daun-daunnya di antara liukan batang rambat yang juga tak kalah kering dan mengkerut. Tanah yang sudah memadat, seperti terus terkena tekanan air tanpa lupa digemburkan, kugemburkan dengan sekop kecil andalan. Aku tak harap banyak, tetapi jika masih ada cacing mampu hidup di dalamnya, ku asumsikan bahwa masih ada kehidupan, walau hanya sedikit, di bawah tanah sana. Akar, aku berharap, masih meninggalkan persentase kecil kehidupan bersama alam bawah dan ekosistemnya, untuk mungkin bisa sedikit kuperjuangkan.

Kuberi air basuhan beras untuk menyiramnya, setelah kubabat habis bagian yang nampak di permukaan tanahnya. Pot itu seperti tanpa isi. Hanya tanah yang terlihat, serta secercah harap pemiliknya. Dengan terus disiram, disiram, setiap hari, pun sedikit dilantunkan doa bersama tetesan-tetesan air yang terserap, menelusuri rongga tanah, mencari jalan kemana arah yang menariknya.

Bergulir, beberapa malam yang berganti siang. Tak ada yang berubah, tetap dengan siraman dan harap. Membawa pada ketakjuban. Masih teringat, tepat hari ke-lima. Ada yang mencuat di sana. Tanah tak lagi sebegitu rata. Ohh, kehidupan mulai nyata. Calon batang jalar yang mengintip malu-malu tertangkap indera penglihatku. Berjalan hari ke-enam, tujuh, delapan, seterusnya hingga memanjang dan semakin menjalar, diiringi pucuk-pucuk daun mungil dengan harum khasnya yang mulai menampakkan pesona. Bersama hari, batang jalar semakin kaya dan merambah sudut-sudut pot hitam itu. Sementara daun? Hijau, segar, melebar, bergerombol mulai merekah,  masyaAllah luar biasa. Kehidupan yang sempat terlihat hilang itu ternyata ada. Dia tertanam, seperti menguji pecintanya, untuk terus lajukan doa, harap, dengan semaian usaha penuh ketulusan. Kini dia telah membuktikan akan kesempatan kedua. Dan kupetik dengan senyum bahagia, kutuang dalam gelas teh siang tadi, setelah 2 minggu menanti. 

Hai kamu, terima kasih sudah kembali 💚