Wednesday, February 26, 2020

Luas Rasa

Hari ini terlalu letih, terlalu bahagia
Ku coba tuk gores pena, kudapati kata
Lalu ku bingung memadankan makna

Dan ini tentang kasih sayang
Bukan romansa sepasang pria wanita
Tapi ya benar ini berkisah cinta

Luas arti akan memberi
Menunjuk pada suatu pamrih
Tapi ini berbeda, tak sama

Tak sanggup ucap, bukan, tak lumrah
Namun kita tau rasa itu ada
Meresap, mendasar, dalam lubuk terdalam

Tersirat, tersurat, tak peduli
Biarkanlah, dia mengalir
Apa adanya, sangat polos, tenang

Lebih dari sekedar hadiah
Ada yang lain disana, istimewa, luar biasa
Terasa, dirasa, sama-sama tau, sama-sama sadar

Taukah ini cerita apa?
Tak perlu memahami, ku tau, kami tau
Kamu faham tak faham, tak apa

Bukan rahasia, tapi karena batasan kata
Bukan pelit cerita, hanya kadang ilmu tak cukup tuk merenda
Yang ku tau ini indah, kalian pun pasti punya, ya pasti

Tentang apa?
Tentang ini, tentang hati πŸ’™


Wednesday, February 19, 2020

Angkot, Riwayatmu Kini

Hari ini ibu berkesempatan untuk ajak Anis jalan jauh dengan angkot. Kebetulan Anis tuh senang bukan main setiap diajak naik angkot walau cuma jarak dekat. Sejujurnya, untuk jarak agak jauh ibu masih memilih moda transportasi online dibanding angkot saat ini, dengan alasan waktu, kenyamanan membawa bocah, dan memang kurang begitu tau dengan berbagai macam rutenya.

Kali ini Kami pergi dari rumah di daerah Cisaranten menuju Dipatiukur. Ibu memilih untuk naik angkot rute Panghegar-Dipatiukur dari depan rumah. Menurut informasi dari internet tentang rute ini, ibu enggak perlu ganti angkot untuk sampai tujuan. Walaupun harus agak berputar-putar jalurnya, tapi angkot rute tersebut melewati tepat Jalan Dipatiukur. Daripada ambil resiko naik turun angkot, ibu memutuskan untuk menyusuri rute angkot Panghegar-Dipatiukur ini hingga sampai tujuan.

Perjalanan yang ditempuh dari Cisaranten menuju Dipatiukur kurang lebih 1 jam 10 menit, itu termasuk waktu untuk mengisi bensin sekitar 5 menit. Tak selama yang ibu bayangkan sejujurnya. Dengan jarak sekian dan rute yang berputar-putar, termasuk lintasan titik-titik macet, ibu memprediksikan waktu tempuh sekitar 1,5 jam hingga 2 jam. Maklum, sudah lama enggak ber-angkot ria, agak underestimate 😁. Angkotnya pun bersih. Supirnya pun santai tanpa ugal-ugalan. Tarifnya pun jauh di bawah transportasi online. Cisaranten-Dipatiukur mereka tarif Rp 9000,-, sangat jauh berbeda bukan?

Secara keseluruhan ibu nyaman dengan perjalanan ber-angkot ria hari ini. Anis pun menikmati dan anteng. Tapi ada sedikit hal yang menggelitik pikiran aku, yaitu jumlah penumpang. Miris, boleh dibahasakan begitu. Selama perjalanan, ibu perhatikan, tak lebih dari 10 orang penumpang lain bersama Kami. Itu pun naik secara bergantian. Suasana angkot sepi dan kosong. Padahal Kami baik pukul 7.46 pagi, dimana lalu lintas pun masih agak padat, yang berarti masih termasuk traffic hours/jam sibuk. Asumsiku, seharusnya angkot pun penuh. Tapi ibu lihat dan perhatikan, orang-orang lebih banyak memilih untuk menggunakan ojek online (mungkin mobil online juga tapi yang jelas terlihat saat itu adalah dominasi ojek online). Sedih, entah mengapa. Aku sadar teori tentang rezeki. Aku juga paham bahwa seharusnya kita mengikuti arus perkembangan zaman bila ingin survive dalam persaingan. Tapi, penerapan tak seperti itu kan. Banyak keterbatasan yang tetap tidak bisa dipaksakan, apalagi dengan kondisi pendidikan masyarakat kita yang masih belum terlalu tinggi dan merata. Aku lihat handphone supir angkot itu, tak lebih dari handphone jadul dengan nada deringnya yang khas. Jangankan untuk mengakses aplikasi transportasi online, untuk dipakai internet pun ibu pikir belum mumpuni. 

Perjalanan kali ini benar-benar sarat hikmah buat ibu. Membuka perspektif lain dari suatu hal lagi. Tentang diri sendiri yang kadang masih suka kesal ketika menyetir mobil dan menghadapi angkot "ngetem" seenaknya. Nadya, ada seorang bapak, suami, di dalam sana yang sedang mengais rezeki untuk anak dan istrinya. Tentang diri sendiri yang apa-apa mau selalu mudah dengan transportasi online atau kendaraan pribadi. Nadya, bila sedang tak diburu waktu, santai, kenapa tidak sesekali naik angkot dan menikmati perjalanan. Bukanksh tetap bisa membawamu ke tujuan? Juga tentang perkembangan zaman yang kadang melΓ©nakan kita sehingga lupa bahwa masih ada segelintir orang yang, bukan tidak mau, tapi memang tidak memungkinkan untuk mengikutinya. Mengapa tak kau empati juga terhadap mereka? 

Ahh, Alhamdulillaaah, terimakasih untuk perjalanan yang penuh cerita ini. Terimakasih Anis sudah menemani ibu dengan sangat tenang. InsyaAllah lain kali kali kita jalan-jalan naik angkot lagi yaaaπŸ’™

Tuesday, February 18, 2020

CERPEN : Arti Cita, Takdir, dan Kesombongan

"Ayah Bunda mungkin masih bisa mengusahakan untuk uang masuknya, tapi untuk biaya semesterannya, saat ini belum terbayang sejujurnya, nak. Bukan Bunda ga mau kamu jadi dokter, tapi dengan kondisi Ayah saat ini, agak sulit, maafin Bunda ya sayang." 

Masih teringat ekspresi Bunda saat mengatakan itu. Ada butir air mata tertahan di sudut matanya. Ya, aku paham. Tak ada orang tua yang tak ingin anaknya meraih impiannya, apalagi impian itu adalah impian sejak kecil, yang boleh dikatakan, bahkan tak mudah untuk mendapatkannya. Dan kini ketika impian itu sudah dalam genggaman, keadaan memaksa tuk sementara menghempaskannya. Berat. Bunda pasti kecewa, mungkin tak kurang kecewa dari aku yang saat itu hanya bisa tertunduk dan diam.

Oya, aku Naya, murid kelas XII di sekolah swasta yang lumayan ternama di kota Bandung. Ohh tapi bukan, aku bukan orang Bandung. Aku memilih untuk merantau ke kota ini saat SMA karena aku punya mimpi yang sangat ku kejar sejak lama, sejak bangku SD. 

"Namaku Naya, cita-citaku ingin menjadi dokter", seperti itu lah perkenalan singkat dan familiar ala anak Sekolah Dasar pada umunya. Seperti tidak ada profesi lain di dunia, dokter atau polisi atau tentara. Jajaran elit profesi di bayangan bocah. Tapi bukan untukku. Keinginan menjadi dokter bukan hanya pamor kebocahan saat itu. Aku menginginkannya karena sosok Kakekku. Beliau yang selalu terlihat gagah dengan jas putihnya, memeriksa dan menolong orang, bahkan tak jarang tanpa bayaran. Ku ingin melanjutkan bakti itu, persis seperti Kakekku. 

Semua orang sibuk dengan penjurusan. Bahasan paling trend bagi kelas XII pastilah seputar universitas dan perkuliahan. Tak sedikit dari teman-temanku bahkan masih bingung untuk mengambil perkuliahan mana nantinya. Tapi tidak denganku. Aku makin mantap dengan cita-citaku. Berbekal hasil akademis hingga semester terakhir kemarin dan segala persiapanku selama ini, keoptimisanku lumayan tinggi. Hanya satu jadi ganjalanku. Ayahku kini pengangguran.

Sekolah kedokteran menurutku bukan hanya diperuntukkan bagi mereka yang pintar saja, tetapi juga mereka yang beruang. Melihat nominal biaya masuk, semesteran, praktikum, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya, sempat membuatku sedikit meragu. Sebenarnya keluargaku bukan keluarga kekurangan. Bahkan posisi Ayah di kantor dulu adalah jajaran managerial. Tapi, tak ada sesuatu yang kekal, semua milik-Nya, maka sangat mudah pula Dia mengambil nikmat layaknya Dia memberikannya. Ayah menjadi korban dari skandal perusahaan hingga akhirnya Ayah harus kehilangan pekerjaannya.

"Naya, selamat ya! Akhirnya, one step closer. Tinggal psikotest, tapi tenang aja, insyaAllah kamu lolos kok. Ga akan beda dengan hasil psikotest yang diadakan sekolah kemarin", Bu Sakina, wali kelasku, memberikan selamat untuk kesuksesanku lolos ujian tulis dan wawancara penerimaan Sekolah Kedokteran itu. Dia salah satu motivator terbesarku, ya bisa dibilang begitu. Baginya, menjadi guru bukan hanya mengajarkan ilmu, tapi juga menjadi fasilitator kehidupan, utamanya yang berkenaan dengan cita-cita dan impian. Aku selalu senang mendapat apresiasi darinya, entah mengapa. Mungkin cara dia bicara, pembawaannya, memang sangat mudah membuat orang nyaman dan tenang. "Bu, kayaknya saya ga perlu ikut psikotest itu deh, saya bakal lepas Sekolah Kedokteran ini". Ada ekspresi yang tak kusangka darinya. Ku pikir beliau akan terkejut, menekan, dan lain sebagainya. "Hmm begitu. Pasti bukan hal mudah ya melepas apa yang sudah sangat diimpikan. Kalau saya boleh tau, ada apa? Mungkin bisa sedikit meringankan pikiranmu Naya". Senyum itu, ya benar, senyum itu adalah kuncinya. Mengapa aku selalu merasa nyaman berbicara dengannya. Senyum hangat dan lembut. Senyum itu yang bisa dengan mudah membuka kata dan hati tiap muridnya untuk mampu menyampaikan unek-unek atau bahkan keluh kesah. Mengalir, terus kuutarakan apa yang memberatkanku akhir-akhir ini, bahkan lewat sudah jam istirahat siang. "Naya, kalau boleh Ibu sarankan, tetap lanjutkan testnya. Bereskan hingga akhir. Sampai kamu benar-benar merasakan bahwa impianmu itu telah digenggaman dan kamu bisa mencapainya. Tak mustahil. Kalaupun di akhir harus dilepas, itu akan jadi episode lain. Berarti memang jodohmu dengan impianmu menjadi dokter, sampai disitu. Bukan karena kamu ga mampu, tapi karena ada kuasa lain, yaitu takdir, yang berperan juga dalam setiap episode kehidupan manusia. Tak apa-apa. Artinya ada hal yang jauh lebih besar menantimu di luar sana, dan diterimanya kamu di Sekolah Kedokteran itu kemudian keharusan untuk melepaskannya, akan menjadi modal kesuksesanmu di masa depan, entah dalam bentuk apa. Terus yakini itu Naya. Sekarang, selesaikan episodemu yang ini, biar kamu lega". Cesss, ada aliran oase memenuhi batinku. Yang sempat rapuh dan hampa seperti terisi kembali sedikit demi sedikit. Seiring air mata yang jatuh, beban itu pun ikut berguguran. Bu Sakina benar, "selesaikan episode ini hingga akhir, episode lain tetap jadi misteri masa depan dan yakin tak ada yang sia-sia, bagaimanapun kelak alur narasinya".

Dan sekarang aku di sini, di ruangan besar yang mereka sebut Gedung Serba Guna. Bersama ratusan calon dokter lain, yang bila mungkin berjodoh dengan gelar tersebut, mengikuti serangkaian psikotest yang panjang. Nothing to lose. Ku hanya sedang membuat akhir dari episode ini dengan sebaik-baiknya, hingga kelak ku tak akan menyesalinya. Bahwa aku pernah di sini, menjalani proses ini, sebagai bentuk keseriusanku pada impianku. Dan ketika harus kulepas nanti. Bukan karena aku tak mampu, atau tak mau mengusahakan, tapi aku penuh keyakinan akan takdir yang selalu beriringan dengan setiap langkah manusia, sebagai barrier, untuk tak usah bersikap sombong. Semua dari-Nya, akan kembali pada-Nya. Lalu, mengapa kita terlalu ngotot? Bukankah semua hanya titipan? Termasuk impian.


Friday, February 14, 2020

PRODUCT REVIEW : NACIFIC Fresh Herb Origin Toner and Serum


Helo helo, salam πŸ™
Baiklah, baiklah, it's reviewing time, ayeeyy! Terakhir kali ibuk review tentang facial wash di FB, kali ini pilihan jatuh padaaaa *jreng jreng jreng*, yakkk serum sodara-sodara. Kenapa milih review serum? Karena biasanya setelah bersihin muka kan kita lanjut ke toner terus serum kan yaaa buat tahapan skincare. Berhubung untuk serum kali ini emang sepaket sama toner dari brand dan varian serupa, jadi yowes kita kita jadikan satu review aja yak, setuju?! 😁

Produk kali ini dari brand Korea Selatan, NACIFIC. Kebetulan varian yang aku pake adalah Fresh Herb Origin Series. Sebenernya untuk series lengkapnya sih terdiri dari toner, serum, dan krim, tapi aku pribadi cuma pake toner dan serumnya aja dan milih ini pun berdasarkan rasa penasaran 🀭. Claim-nya kan bisa melembabkan, menyamarkan noda bekas jerawat, noda hitam, dan mencerahkan. Let's see how it goes on me πŸ˜‰. Btw again yaa ditekankan bahwa kondisi kulit tiap orang berbeda buat penerimaan suatu produk, bisa jadi produk ini cocok di aku tapi ga cocok di yang lain, gitu juga sebaliknya. So, take it wisely okee, jadiin referensi aja ya temans 😘. Skin type aku kombi yaa. Now, here we go! ✈️

❇️NACIFIC Fresh Herb Origin Toner❇️
Aku pake yang travel size 30 ml, untuk full size-nya 150 ml. Berupa cairan bening berwarna kuning muda, aroma sitrus yang super light bahkan cenderung saru, jadi kalo udah ditetes di kapas dan dipake malah ga kecium tuh wanginya. So far, ga ada after taste, walopun aku pake di bibir (nyoba) tapi ga ada rasa pait. Setelah dipake langsung ada efek adem dan nyerep seketika. Aku sendiri pakenya dengan cara ditetes di telapak tangan 3-4 tetes, usap-usap, tap-tap ke muka deh. Cara ini lebih aku suka dibanding pake kapas, kan go green makk (padahal lebih irit) πŸ˜‚.

❇️NACIFIC Fresh Herb Origin Serum❇️
Nah ini kayaknya ga ada travel size-nya (kurang tau juga sih ya, paling nemu yang share in bottle gitu), tapi aku pake yang full size 50 ml. Teksturnya cairan berminyak. Kalo lagi didiemin keliatan dua lapis cairan di botolnya, asumsiku sih itu lapisan air dan lapisan minyak, dimana lapis bawa warnanya kuning muda agak keruh dan itu lapisan air, sedangkan lapisan atas bewarna oren ato kuning gelap bening dan pastinya itu si minyak. Kalo mau dipake ya dikocok dulu ya mak. Harumnya kenceng banget aroma sitrus, enak, segerrr, karena ada tambahan aroma-aroma angetnya. Seger banget deh pokoknya. Pas diaplikasiin nyerep cepet dan surprisingly ga greasy dong alias lengket-lengket gitu. Ga sama sekali! Yang ada malah kenyel seketika si kulit, lembab. Oya, aku kurang tau apa ini emang efek dari ingredients serum ini ato karena aromanya, tapi tiap aku abis pake tuh kulit jadi berasa relax. And ya, no bitter at all, malah ga ada rasa apa-apa sih menurutku. Kena bibir pun enak aja 😁.

CONCLUSION :
So far, aku ga ada masalah sama kedua produk ini. Ga nimbulin jerawat, prone, pori-pori membesar, atopun bercak merah dan gatel. Aman pemirsa. Tapiii, dari sekian claims dari produk ini jujurnya sih aku belum dapetin hasil seperti itu walopun sekarang udah sekitar bulan ke 8 penggunaan. Lembab iya, kenyel iya, cerah hmmmm mungkin terlihat lebih bersih aja muka iya, tapi ga mencerahkan juga sih di aku. Noda-noda? Hilang sama sekali ga, tapi aku aku ada noda hitam karena usia (wkwkwkwk) Alhamdulillaah agak memudar, inget yaa, agak! Ga juga ngilangin white/black beads, tetep butuh skincare pendukung lain buat aku sih buat ngilangin itu mah,udah membandel kali yak πŸ˜‚. Oya, yang kata orang lain, pake produk ini tuh nyebabin rasa celekit-celekit, di aku sih ga tuh. Paling kalo muka udah kelamaan ga dicuci dan ga pake krim (ibuk ni males loh gaesss) baru deh ada rasa sedikit nyelekit, tapi ga seheboh pemberitaan. Sooo, mungkin aku bakal lanjutin aja pake produk ini sampe abis insyaAllah tapiiii untuk repurchase kayaknya hmmmm let's try another deh 😁.
Eh eh tapi ya, aku iseng gitu kan, anak lanangku tuh ada alergi kulit di kakinya gitu, sempet banyak kayak gigitan nyamuk trus digaruk jadi luka. Inget kalo Nacific Fresh Herb ini kandungannya natural dan aman, akhirnya kupakein tuh ke kaki anak lanang, wow masyaAllah, si bekas lukanya cepet banget ilang dong. Malah yang bentolan baru juga ikut ilang sebelum sempet kegaruk. Ahhh mamak bahagia πŸ₯°πŸ˜‚ Alhamdulillaah πŸ’™

Thursday, February 13, 2020

KUSUKA

Malam ini dingin, terlalu dingin, tapi kusuka.
Kusuka hujan, kusuka petir, tapi tak kusuka angin.
Bukan perpaduan apik menurutku, itu menakutkan.
Tapi tak apa, cukup kututup jendela.
Tapi kemudian angin menderu, jendelaku bergetar, sedikit ku takut.
Tapi tak apa, ku punya selimut.
Biar ku berbaring, ku tenggelamkan ragaku di dalamnya.

Hujan berhenti, petir menjauh, angin tak semilir lagi.
Bau tanah, kusuka.
Tanaman basah, kusuka.
Genangan air, ohh kotor, terkena sendalku, tak apa.
Semua indah, kusuka.

Ku takut, tapi tak apa, lebih banyak hal kusuka.
Takutku, hanya buah pikiranku.
Nyatanya, semua terlalui, selalu.
Kemudian mentari bersinar lagi.
Lalu kembali mendung.
Gerimis, hujan, petir, angin, berulang, kusuka.
Kupikir ini seperti deret, kudapati motif, berlalu, berulang, tapi selalu kembali, kusuka.
Ahhh begini kehidupan, takut, lalu hilang, kemudian takut lagi, kembali pada bagian kusuka, pasti πŸ’™

Lagi-lagi pojok kamar ternyaman, 23.09
13 Februari 2020

Wednesday, February 12, 2020

Resep Ibu Anis : Kue Sus / Creamy Choux Pastry


Taraa, hujan saban hari mak! Alhamduuuuuulillaah. Kalo udah mulai pengen ngeluhin hujan ni ya, karena susah kemana-mana lah, ato cucian ga kering lah, hoho, pemirsa yang budiman, mari kita renungkan sejenak. Pas kemaren kemarau panjang kagak ujan-ujan, yang ngeluhin panas siapa? Hayooo. Syukuri laah, yekan?! Masih Alhamdulillaah kita cuman cucian ga kering, rada-rada becek mau ke warung, lha dusun tetangga malah banyak yang kena banjir, kena penyakit musim hujan, nah loh! Keep positive, stay being grateful okey darls 😘

Kagak, bukan mau bahas hujan ato ngasih ceramah motivasi kok sekarang. Cuman mau ngingetin, musim kek gini tuh paling enak snacking time, pake kopi anget (tapi owΓ© lebih prefer dingin sih most of time 🀭), ato teh juga oke, dan tak lupa, PANGANANNYA cuy 😁. Cepet laper kan tuh dingin-dingin, mending sekalian isi perut sama yang nikmeh-nikmeh. So, ibuk pengen share nih salah satu snΓ¨k simpel, tapi jadi favorit di rumah. Btw, ini resep ala ibuk yaa, kalo ada yang beda boleh lha kasih masukan thaπŸ₯° Wes tha ah, kepanjangen intronya, cekidot 🀭



πŸ’™ Kue Sus/Creamy Choux PastryπŸ’™
 
❇️ Cream / Vla
      Bahan :
      200 ml susu cair hangat
      2 kuning telur
      1 sdm tepung terigu protein sedang
      1 sdm tepung jagung (Maizena)
      3 sdm gula pasir
      20 gram mentega
      1/2 sdt vanilla powder
      Cara membuat :
      1. Kocok lepas telur di mixing bowl
      2. Tambahkan tepung jagung, terigu
      3. Kocok hingga homogen
          (pake whisker aja cukup/sendok)
      4. Tambahkan susu cair hangat,
          dimasukkan sedikit-sedikit, aduk
      5. Saring adonan cair tsb
      6. Adonan cair dipanaskan api kecil,
          lakukan hingga mengental, angkat
      7. Tambahkan mentega, vanilla, aduk

❇️ Choux Pastry
      Bahan :
      100 ml air
      50 gram mentega
      60 gram tepung terigu protein sedang
      2 telur utuh kocok
      Cara membuat :
      1. Didihkan air dan mentega,
          harus sampai mendidih!
      2. Tambahkan terigu sekaligus
      3. Langsung aduk hingga kalis,
          matikan api
      4. Pindahkan adonan ke wadah lain,
          diamkan sekitar 5 menit
      5. Tambahkan telur kocok bertahap,
          sambil terus diaduk hingga habis
      6. Adonan pastry selesai, tinggal di-
          bentuk, paling simpel pake sendok,
          kalo ada piping bag lebih baik
      7. Baking dalam oven 200°C, 30 menit
          (ga boleh buka tutup oven)
      8. Setelah itu, diamkan dalam oven
          yang dibuka sedikit pintunya,
          selama 15 menit (oven mati ya)

Setelah itu tinggal dibelah deh pastry yang sudah dingin dan kering, dibagi dua bagian vertikal tanpa putus, lalu isi vla-nya, voila!
Ibuk paling demen kalo vla/krimnya didinginin dulu di kulkas, beuuhh makin endeus.
Selamat mencoba πŸ’™

Monday, February 10, 2020

A Little Escape : Lembang Park & Zoo


Honestly speaking, minggu ini tuh minggu yang super hectic buat Ayah Anis. Hampir tiap hari pulang malem, bahkan Sabtu pun tetap ada yang dikerjain. Jadi, Kami pikir, a lil escape would be nice tho

"Bang, Kita perginya ke tempat yang Anis bisa diabur dan Kita bisa agak nyantai yuk!". Tanpa pikir lama Ayah Anis menyarankan "Lembang Park & Zoo", karena kebetulan dari agak lama Kita pun udah memasukkan tempat ini dalam wishlist Kita. So, akhirnya Kita bersiap dan cuzzz menuju TKP. 

Lembang Park & Zoo terletak di Jalan Kolonel Masturi no. 171 Lembang. Kalo dari arah Lembang Kota atau Setiabudi,  LPZ ( singkatan Lembang Park & Zoo yee) ini tuh lokasinya sebelum Dusun Bambu dan setelah Imah Seniman.  Kebetulan aku ambil arah dari Arcamanik (rumah)  menuju Lembang Kota melalui shortcut Dago dan Punclut. Kurang lebih sekitar 1.5 jam perjalanan, termasuk berenti sekali di Alfamart.
Tiba di gerbang pertama. Gerbang ini kayak semacam parking gate gitu, jadi belom ada ticketing, cuman bayar parkir Rp 10.000,- untuk mobil. Parking lot-nya luaaaas banget. Jangan ditanya, parkiran deket entrance gate mah udah penuh pastinya, secara pas banget libur akhir pekan yekan, jadilah Kita dapet parkiran agak luar. Tapi eits, tenang aja, ada mobil wara-wiri yang disediain pihak LPZ untuk anter jemput dari parking lot ke entrance gate, GRATIS dan NONSTOP! Jadi buat mamak yang rempong bawa bocah macem Aku gini ya tenang juga sih jadinya, ga musti jalan (mayan) jauh lah 🀭.

Sampe di entrance gate / main gate udah keliatan tuh antrian pembelian tiket. Lumayan rapih sih, antara pembayaran tunai dan nontunai dipisah line antriannya. Harga tiket soft opening-nya Rp 40.000,- per orang untuk weekend (weekday Rp 35.000,-), anak di bawah usia 3 tahun masih FREE, yeaay, Anis masih gratisss πŸ˜πŸ˜‚. Harga segitu termasuk gratis satu kali main Trampolin dan satu kali gratis main carnival games (tapi kalo main carnival games-nya pake gratisan, pemberian hadiah ga berlaku πŸ˜‚), juga bakal dikasih bingkisan/goodiebag cemilan  di exit gate pas Kita mau keluar area. Anyway, tiketnya berupa gelang kertas gitu dan ada barcode-nya, jadi pas mau masuk ke arena LPZ-nya Kita nge-scan barcode itu baru deh bisa kebuka akses masuknya. Oya, noted yaaa, DILARANG BAWA MAKANAN DAN MINUMAN dari luar. Nanti di gate akses masuknya itu ada penjaga yang ngebantu dan juga meriksa bawaan Kita. Kalo kedapetan bawa makanan minuman ya musti dititipin di penitipan. Sebenernya ada enaknya juga sih, jadi Kita ga usah "ringkid" bawa barang terlalu banyak. Lagi juga, di dalem LPZ banyak stalls makanan ringan dan tempat makan besar kok dan menurutku harganya masih manusiawi untuk daerah wisata. Yaa, mungkin seharga makanan di Floating Market, masih terjangkau. Jadi ga usah takut kelaperan ya para perjuang perut 😁. Tapi lebih amannya, sebelum masuk Kita makan dulu dari rumah atau di luar 🀭.



Area wisata ini luas banget, dengan landscape lumayan agak naik turun, walopun ga securam di Dago Dream Park. Buat yang kurang fit, males jalan, ada penyewaan e-wheelchair, Rp 75.000,- per jam, tapi cakupannya terbatas, banyak arena yang restricted untuk e-wheelchair, jadi buat yang sehat wal afiat jalan lebih recommended 😁. Di LPZ ini ada zoo, aviary (kandang burung besar yang dibikin semirip mungkin dengan habibatnya dan kita bisa masuk ke dalemnya), rumah reptil (bentuknya kayak gua, unik sih), archery (arena memanah), equestrian (arena berkuda), danau buatan termasuk sepeda airnya, outdoor playground yang cukup luas dan bagus, storyland (semacam tempat bermain anak), trampolin, food court, resto/cafe, mini waterpark (tapi waktu Kami berkunjung sih lagi ga beroperasi, entah permanent ato temporary,  lagi juga males kali ya main air di daerah dingin gitu πŸ˜…), souvenir store. Restonya ada 4 : Mari Makan, Neko Cat Cafe, Quagga Green Cafe, sama soon opening Tiger Cafe. Kebetulan karena Anis cinta banget sama kucing, jadi Kami pilih ke Neko Cat Cafe. Di kafe ini ada rumah bermain kucing gitu, tiketnya Rp 30.000,- per jam. Di rumah kucing ini Kita bisa interaksi langsung dengan berbagai macam kucing yang dibiarin bebas berkeliaran, sambil duduk-duduk santai di beanbag, ayunan rotan, sofa-sofa, dan juga bisa nyemil-nyemil snack dan air mineral gelas yang disediain. Kalo mau beli pernak pernik perkucingan pun ada. Tempatnya cozy, tapi untuk yang alergi rambut kucing disarankan pake masker yaa, karena lumayan beterbangan tuh dimana-mana rambut kucingnya. Selain kafe kucing, Anis juga paling seneng sama area feeding sheeps and deers. MasyaAllah domba sama rusanya lucu-lucu, bersih, jinak banget. Betah deh Anis disitu. Gratis yaa, tapi kalo kita mau ngasih fee buat penjaganya boleh, ada fee box disitu.

So far, Anis bahagia banget main di Lembang Park & Zoo ini, Alhamdulillah. Ayah ibuknya juga bahagia sih 🀭. Tips bawa toddler ke tempat ini :
1. Pake topi
2. Pake celana panjang, kaos nyaman, usahakan pake sepatu
3. Bawa stroller buat yang anaknya masih betah di stroller-in, tapi kalo Aku pribadi milih buat ngelepasin Anis biar dia bisa explore, resikonya ya siap-siap aja buat ngejer-ngejer bocah πŸ˜„
4. Sunblock bisa jadi pilihan 
5. Sedia payung
6. Sedia baju ganti
7. Bawa minum (botol minum anak boleh)
8. Dateng pagi, agak siangan bisa panas banget atau malah hujan
9. Dateng pas badan fit 
10. Don't forget to be happy πŸ₯°

Selamat merencanakan liburan manteman πŸ’™πŸ’™πŸ’™

Rumah reptil area outdoor-nya 🐊
Nah yang ini rumah reptil area indoor, ala cave gitu ceritanya 🐍
Area primata, belum banyak sih jenisnya, tapi hewan-hewannya sehat dan aktif, kandangnya juga tertata rapi dan bersih πŸ™ˆ
Story Land, semacam arena bermain anak, dibuat style carnival, nah carnival games itu lokasinya disini ya πŸŽͺ
Ngaso dulu di Neko Cat Cafe πŸ˜‚


Anak sama ibuk pengen ngalay aja, padahal si anak ga dapet gelang tiket karena masih free 🀭
Goodie bag 🍭

Sunday, February 9, 2020

Kehilangan Sosok

Ada dia yang dulu ku puja
Manusia biasa
Namun segala lakunya sungguh indah
Sangat tak biasa, dia berbeda

Dia yang mengajariku arti cinta
Guru pertama yang mengenalkan kesabaran
Darinya kudapati apa itu kasih sayang
Juga definisi kesetiaan

Hingga terlahirlah sosok "dia" yang kuimpikan
Ku panjatkan dalam doa, akan teman hidup layaknya
Tak ayal ku membandingkan, kutau ku salah
Tapi sungguh dia terlalu luar biasa

Dan kini Tuhan mainkan peranNya
Disadarkanlah ku bahwa tak ada manusia sempurna
Realita atas realita perlahan terungkap jua
Ku tau tak begini seharusnya, tak baik ku terlalu memuja

Tetap dia menjadi sosok bagiku
Hanya lebih luas cakupan makna
Darinya ku tau kecewa itu ada
Karenanya ku belajar bahwa kekal itu fana di dunia

Ku belajar tuk tetap hormat meski terluka
Memang jelas tak kan sama
Tapi ku yakin semua terjadi tak ada sia
Serta tak kan ku lupa segala bakti pun pengorbanannya

Yang ku tau kini ku hanya sedikit kehilangan
Sesosok yang terlalu ku pandang dengan binar nan sempurna
Okelah, tak apa
Mungkin dia sedang lupa
Karena dia hanya manusia, biasa


Bandung, 9 Februari 2020
00.25
Pojok Kamar penuh Nyaman