Thursday, March 11, 2021

RESUME DAY-4 ZONA 7 : Peran Ayah dalam Pengasuhan untuk Pendidikan Seksualitas

Picture by pinterest

Bismillaah.

Parade Live Zona 7 Institut Ibu Profesional mengenai Pendidikan Seksualitas hari keempat telah dilaksanakan. Topik yang diangkat adalah ‘Peran Ayah dalam Pengasuhan untuk Pendidikan Seksualitas’ dengan penyaji materi dari Kelompok 16 (IP Jakarta 2). Lima orang presentator yang bertugas kali ini adalah  Mbak Ratih Nurlita, Mbak Nurindah Fitria, Mbak Talitha Rahma, Mbak Hera dan Mbak Zeneth Thobarony menyampaikan materi secara bergiliran selama kurang lebih 35 menit.

Dalam topik 4 ini saya dapat merangkum beberapa hal:

1.        Banyak kasus tentang penyimpangan seksualitas disebabkan oleh hilang atau kurangnya figur ayah dalam kehidupan mereka.

2.      Peran ayah sebagai project leader memiliki kedudukan penting dalam pembangunan proyek keluarganya, sehingga keberadannya harus dipastikan terpenuhi.

3.      Peran ayah tak melulu sosok ayah kandung. Dalam beberapa kasus dan keadaan, seperti perceraian, meninggal dunia, maka peran ayah tetap harus diadakan dengan menghadirkan sosok role model segi maskulinitas lain, bisa kakeknya, pamannya.

4.      Fatherless coutry  merupakan kondisi suatu negara yang menunjukkan gejala tidak adanya peran, keterlibatan secara signifikan, dan juga kehangatan sosok ayah di dalam masyarakatnya.

5.      Indonesia menduduki peringkat ke-tiga dunia setelah Amerika, dalam klasifikasi Fatherless Country. Dari predikat ini kita mendapatkan sedikit gambaran mengenai isu penyimpangan dan atau kekerasan seksualitas yang marak terjadi di negara kita ini memiliki asal muasal dari mana. Dan tentunya hal ini perlu menjadi perhatian khusus semua pihak terkait, di mulai dari level terkecil komunitas yaitu keluarga.

6.      Menurut pakar parenting Ustadz Bendri Jaisyurrahman, rusaknya perilaku anak muda saat ini adalah buah dari kegagalan keluarga memproduksi anak-anak yang tangguh, dan salah satu penyebabnya spesifiknya adalah kondisi father hunger, yaitu haus akan sosok ayah.

7.      Tantangan ketidakhadiran sosok ayah:

a.      Ayah terlalu sibuk mencari nafkah

b.      Pelaku LDM (Long Distance Marriage)

c.      Ayah sudah tiada

8.      Keikutsertaan seorang ayah dalam pola pengasuhan dan pendidikan, termasuk dalam hal ini adalah pendidikan seksualitas, akan membawa dampak berupa rasa nyaman, aman, dan terpenuhinya bejana kebutuhan kasih sayang ayah bagi anak. Sehingga, anak tidak perlu lagi kebingungan tentang identitasnya, karena akan lebih mudah ter-plot. Dan anak pun tak perlu mencari-cari hal yang mampu memenuhi bejana kebutuhannya yang belum terisi, dari lingkungan luar yang sangat beresiko membawa problematika penyimpangan dll.

9.      Peran ayah dalam menumbuhkan fitrah seksualitas:

a.      Sang ego dan individualis

b.      Pembangun sistem berpikir

c.      Raja tega

d.      Penanggung jawab pendidikan

e.      Pembangun visi dan misi

f.        Supplier maskulinitas

g.      Konsultan pendidikan

10.   Langkah seorang ayah dalam menyikapi tantangan ketidakhadirannya dan tetap menjalankan perannya sebagai pembentuk fitrah seksualitas:

a.      Seorang ayah harus paham akan peran dan kewajibannya di dalam keluarga. Upgrade ilmu parenting itu bukan hanya harus dilakukan oleh seorang ibu. Nyatanya, ayah pun butuh dan harus terus belajar untuk mendapatkan perkembangan ilmu kepengasuhan dan rumah tangga, yang akan membuatnya tak hanya sekadar tahu, tetapi juga paham. Dengan paham, kesadaran akan lebih mudah terbentuk.

b.      Ayah wajib meluangkan waktu untuk keluarga, dalam hal ini utamanya adalah anak-anak. Memberikan waktu dengan mindfulness untuk mereka merupakan bentuk investasi yang hasilnya akan dirasakan di masa yang akan datang. Jika menyia-nyiakan bentuk investasi ini, bersiaplah untuk menyesal dengan hasil yang kurang memuaskan di kemudian hari. Ingat, ayah adalah seorang penanggung jawab utama dunia akhirat bagi keluarganya.

Allahu’alam bi shawab.

 

No comments:

Post a Comment