Parade
Live Zona 7 Institut Ibu Profesional mengenai Pendidikan Seksualitas
hari pertama telah diselenggarakan. Topik yang diangkat adalah ‘Pemahaman
Perbedaan Gender’ dengan penyaji materi dari Kelompok 1 (IP Aceh, IP Ambon. IP
Bali, IP Balikpapan dan IP Bangka Belitung). Lima orang presentator lintas
regional, yaitu Mbak Chintya, Mbak Suci, Mbak Rika, Mbak Endah dan Mbak Sonia
menyampaikan materi secara bergiliran selama kurang lebih 40 menit.
Dalam topik 1 ini saya
dapat merangkum beberapa hal:
1.
Definisi gender memiliki beberapa
klasifikasi, yaitu Gender Biology, Gender Identity dan Gender
Expression.
2. Gender
biology merupakan pehamanan gender yang
dinisbatkan pada istilah seks atau jenis kelamin. Jadi, gender biology mengarah
pada hal fisik yang berkenaan dengan anatomi tubuh manusia.
3. Seks,
gender dan orientasi seksual merupakan tiga hal berbeda yang memiliki
keterkaitan satu sama lain.
4. Seks
adalah jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan, yang ditentukan dari segi
biologis dan berkaitan dengan karakter dasar fisik dan fungsi yang dimiliki
oleh setiap manusia. Seks bersifat mutlak dan permanen.
5. Gender
secara umum lebih dimaknai dengan identifikasi perbedaan laki-laki dan
perempuan dari segi sosial budaya. Jadi, gender sangat erat kaitannya dengan
konstruksi masyarakat dan cenderung bersifat dinamis / berubah-ubah. Hal ini
berkenaan dengan peran seks di lingkungan, perilaku, mentalitas dan
karakteristik emosional.
6. Orientasi seksual
adalah rasa ketertarikan secara seksual maupun emosional terhadap jenis kelamin
tertentu. Sejauh ini telah dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu heteroseksual, biseksual dan homoseksual.
Terbentuknya orientasi seksual ini dapat dilatarbelakangi oleh faktor
lingkungan, emosional, hormonal dan biologis.
7. Dengan
memahami gender, maka anak akan mampu mengenali identitasnya. Hal ini sangat
berpengaruh pada proses terbentuknya orientasi seksualnya.
8. Pemahaman
akan gender akan membawa dampak besar dalam kehidupan sosial dari anak itu
sendiri, seperti cara mereka bergaul dengan lawan jenis atau pun sesama jenis,
cara berinteraksi dan juga bersikap, juga dalam hal mengemban tanggung jawab
moral terhadap diri sendiri dan lingkungannya yang beragam.
9. Dalam
tahap pengenalan gender sangat dibutuhkan komunikasi produktif agar tujuan dapat
tercapai dengan baik dan tidak menyimpang.
10. Terdapat
tiga metode yang bisa digunakan dalam upaya pengenalan perbedaan gender pada
anak, yaitu Metode Modelling, Metode Perlakuan dan Metode Permainan Peran (Dramatisasi).
11. Tidak
memberikan stigma tabu pada
pembahasan gender.
12. Tidak
melibatkan stigma negatif stereotipe dalam mengenalkan gender pada anak,
seperti misalnya anak laki-laki tidak boleh menangis.
13. Sebelum
mengenalkan pemahaman mengenai gender dan seks pada anak, baiknya orang tua me-upgrade ilmu terlebih dahulu mengenai
hal tersebut sehingga tidak terjadi penyampaian yang menyimpang.
Allahu’alam bi shawab.
No comments:
Post a Comment