Masih seputar grup "sebelah" dan juga masih tentang kokoriyaan. Tapi, eits, kali ini agak berbeda. KDrama bukan jadi main topic-nya.
Lha, terus mau bahas apa dong seputar kokoriyaan tanpa KDrama?
Hellooo, gaes, tenang dong. Bagi para pecinta kokoriyaan, tema bisa dengan mudah berkembang. Dari seputar KDrama, kini kita akan menjelajahi dunia kulinernya. Bahagia, bukan?π
Serupa Tapi Tak Sama
Jika ditelisik, ada kemiripan konsep antara kuliner Korea dengan kuliner negara tetangganya, yaitu Jepang. Namun, citarasa tetap berbeda menurut saya. Katakanlah, bulgogi dengan teriyaki, kimbab dengan sushi, miyeok guk dengan miso soup, eomuk dengan oden, twigim dengan tempura, bungeoppang dengan taiyaki, ramyeon dan ramen, mandu dan gyoza, dan sebagainya.
Meski secara bentuk agak mirip, tetapi, jika berbicara tentang rasa, makanan Korea cenderung memiliki rasa yang lebih kuat dan legit dibanding makanan Jepang. Selain itu, ada dominasi rasa pada pedas pada sebagian besar makanan Korea. Mungkin karena pengaruh dari kimchi yang merupakan makanan pendamping utama kuliner Korea.
Perbedaan pun bukan hanya sekedar rasa, tetapi, bentuk dan cara penyajian juga memiliki ke-khas-an masing-masing.
Ramyeon, Sang Primadona
Meski nasi menjadi makanan utama warga Korea Selatan, tetapi, pamor ramyeon tetap tidak bisa digeser. Rasa yang gurih, dengan kuah kaldu panas, sangat cocok dinikmati saat cuaca dingin di negara Ginseng tersebut. Penyajian yang cukup cepat/instan, jadi alasan lain dipilihnya ramyeon sebagai makanan penyelamat dikala lapar melanda.
Korean Foods and Me
Saya pribadi belum pernah merasakan makanan Korea langsung di negara asalnya. Jadi, yang sudah saya coba merupakan masakan Korea Selatan yang sudah di-Indonesia-kan.
Saya belum bisa menyatakan apakah makanan Korea yang saya coba memiliki ke-authentic-an dengan versi aslinya. Tetapi, sejauh ini, beberapa makanan Korea Selatan yang telah saya coba lumayan cocok di lidah. Bahkan, hingga kimchi yang beraroma kuat pun. Mungkin karena pada dasarnya saya memang penyuka makanan. π
Bulgogi, kimbap, jjangmyeon (versi instan buatan dalam negeri), japchae, miyeok guk, gogigui, yangnyeom tongdak, tteokbokki, eomuk, twigim, bungeoppang (beli di stall taiyaki, AEON Mall Bekasi) dan ramyeon tentu saja. Jajaran panganan yang berhasil diburu pasca terpapar dampak demam KDrama π. Dulu, belum banyak restoran penyaji makanan Korea Selatan. Namun, seiring makin berkembangnya antusiasme netizen +62 terhadap KDrama, aspek lain yang bertajuk Korea pun kian menjamur, kuliner Korea salah satunya. Seperti memiliki peluang pasar yang besar bagi penggiat kuliner Korea untuk ekspansi di Indonesia. Terbukti, penerimaan masyarakat pun sangat tinggi dengan kedatangan makanan-makanan tersebut, meski harga yang dipatok pun tidak bisa dikatakan murah.
Ramyeon is The Best
Di antara beragam makanan Korea yang telah saya ulas, bagi saya, ramyeon tetap yang paling meng-korea-i. Dengan cara santapnya yang dibuat percis seperti di negara asalnya, disantap langsung dari panci untuk memasaknya, membuat saya makin menjiwai KDrama yang saya tonton. Lha, any relate? Tentu saja iya. Hampir di setiap drama Korea selalu ada scene makan ramyeon, seperti menjadi bagian keseharian warga Korea Selatan. Dengan ikut menyantapnya, sembari menikmati filmnya, imajinasi dan penghayatan akan plotnya pun semakin terasa, seolah saya masuk ke dalam dunia itu, dunia drama Korea Selatan. Terdengar aneh memang, tetapi, saya rasa, tak sedikit penyuka drama Korea pun berpendapat sama, betul atau betul? π
Mendadak Suka, Meski Tak Terlalu Suka
Lagi-lagi ini dampak dari tontonannya. Untuk saya, kimchi bukan makanan spesial secara rasa yang akan saya pilih ketika ada makanan lain. Tetap ada after taste yang agak asing di mulut dan lidah saya. Tetapi, karena pengaruh film, bagaimana melihat orang Korea begitu sukanya dengan kimchi, saya pun seperti ada dorongan untuk tetap menyantapnya dan menghabiskannya. Ada kebahagiaan tersendiri dapat mengikuti budaya dan kebiasaan dari tayangan yang kita suka, selama bukan hal negatif tentunya. Dan juga, ketika melihat para aktor dan aktris yang kinyis-kinyis itu menyantap makanan-makanan tersebut, membuat nafsu makan pun meningkat tiba-tiba, ada yang merasakan hal sama?π€
Tontonan, tayangan, kurang lebih akan membawa dampak bagi penikmatnya. Kita lah yang harus mengatur sendiri, dampak apa yang akan kita ambil dan harus kita hempas. Mempelajari budaya, kebiasaan, kegemaran dari bangsa dan negara lain, tanpa harus mengunjungi langsung negara tersebut, merupakan salah satu dampak positif yang saya nikmati dalam menonton. Untuk itu, saya akan ikuti, dalami, sedikit pelajari. Karena suka, semua akan lebih mudah, pernyataan yang benar menurut saya.
Termasuk hal kuliner. Meskipun banyak makanan Korea Selatan yang tidak halal, bukan berarti tidak bisa mempelajarinya, bukan? Yang haram itu ketika memakannya, tetapi, mencari tahu dan menikmati para oppa eonni menyantap makanan-makanan itu tidak akan jatuh hukum haram, kan? π Apalagi sampai menjadi kreatif, membuat versi halal dari santapan yang tidak halal tersebut, agar kita pun bisa menikmatinya, malah membuka peluang tersendiri bagi kita, betul? Tergantung bagaimana kita menyikapinya masing-masing. ππ
Oya, jangan lupa untuk tengok juga yaa cara keren teman-teman saya memuaskan hasrat kuliner kokoriyaan-nya. Colek dulu ah :
Yang pasti, mereka lebih expert di bidangnya π€
Aku juga pengen tuh makan ramyun langsung dari pancinya, tapi kok kesannya rakus banget ya hahahaha... jadilah tetap dipindahkan ke mangkok sebelom makan
ReplyDeleteHaha iya kak, apalagi kalo ketauan orang tua, beuh, dibilang ga ada adab lah bisa2 ya π
DeleteAh benar, ramen masakan korea paling favorit
ReplyDeleteIya mbak. Tapiii, belom ada yang bisa ngalahin bakso sih di hatiku lalalaaa~ π€
Delete