Family Potrait. Kadang, ketika saya melihat orang lain yang sepertinya banyak sekali moment yang diabadikan bersama keluarga dalam bentuk visual alias foto atau pun video, saya merasa ingin mengikutinya. Sayangnya, saya dan suami sama-sama tipikal manusia yang jika sedang menikmati sesuatu maka nikmatilah, jangan mau terganggu oleh hal lainnya, memotret misalnya. Sejak masa honeymoon #prikitiw hingga sekarang, prinsip itu masih kami pegang. Sebenarnnya untuk saya pribadi sih, hal ini bukan disengaja. Namun, secara alamiah mengalir begitu saja, menikmati kebersamaan, membuatnya berkualitas dan enjoyable hingga tanpa terasa waktu pun usai dan tak ada visualisasi moment itu sedikit pun. Hanya sebatas terekam dalam kenangan dan ingatan.
Keadaan makin didukung oleh suami yang tidak begitu senang berfoto, baik difoto maupun memoto. Sekalinya dimintai tolong untuk mengambil gambar saya atau Anis, hasilnya ya memang tak memuaskan hehehe. Jadi, semakin sulitlah kami mengoleksi moment dengan gambar.
Kecuali fitrah emak-emak saya sih tetap stay tune, ya. Hobi memotret anaknya pun menjangkiti saya. Hampir 80% bisa dibilang, isi gallery ponsel saya adalah foto Anis, mungkin seperti ibu-ibu kebanyakan lainnya.
Satu sisi, prinsip seize the moments ini bagus sebenarnya. During time, we literally could enjoy the moments itlself fully, make it qualitied and worth to remembered.
Namun, hanya sebatas itu!
Ketika saya ingin memanggil kembali memori tentang kejadian-kejadian di masa lalu, terasa tidak sempurna. Karena kurangnya gambar untuk mendukungnya.
Begitu juga dengan foto keluarga di handphone. Ketika orang lain meminta saya untuk mengirimkan foto keluarga kecil saya, selalu kesulitan. Perlu membuka file lama di gallery, saking jarangnya kami berfoto bersama.
Namun, hari ini kami membuat keseruan! Apakah itu? Jeng jeng jeng...
KAMI BER-PHOTOBOX hahahaha.
Lebih mencengangkannya lagi, orang yang excited untuk melakukannya justru Pak Suami! Langka sekali, kan?
Sebenarnya, ini bukan kali pertama saya dan suami, juga Anis, ber-photobox. Namun, justru menjadi photobox kami terheboh sejauh ini. Mungkin karena Anis sudah lebih besar dan sedang masa-masa aktifnya, sehingga sulit sekali diajak bergaya bersama. Ditambah lagi, ukuran kami yang semakin mengembang #hahaha, membuat booth foto terasa sempit dan agak sulit bergerak wahahaha.
Hal tersulitnya, sudah tentu adalah mengkondisikan Anis. Wah, LUAR BIASA!
Boro-boro dia mau berpose dan tersenyum, yang ada malah kita heboh bertiga karena Anis terus-menerus memencet tombol-tombol yang berada di layar. Akibatnya, ter-capture-lah unready face kami, lebih banyak dibandingkan dengan wajah siapnya.
Alhamdulillaah, kami sangat menikmati event sederhana ini. Main purpose saya dan suami tetap bukan pada hasil jekrekan kameranya, tetapi pengalaman yang berbuah kenangan yang tak terlupakan, dan juga kebersamaan yang terjalin antar kami, menjadi point-nya.
So, kalian tim mana nih?
Lebih memilih untuk banyak mengabadikan moment dalam bentuk gambar bersama keluarga, atau justru lebih menikmati kualitas dari kebersamaannya dan menyimpannya dalam memori saja?
Apapun itu, keep seizing the moments, yaaaa <3
No comments:
Post a Comment