Wednesday, February 24, 2021

ALIRAN RASA : Stimulasi Matematika dan Finansial

 

Picture by Pinterest


Bismillaah.

Alhamdulillah, zona ke-enam di Pantai Bentang Petualang Bunda Sayang IIP telah terlewati. Mengangkat tema yang cukup menantang, yaitu Stimulasi Matematika dan Finansial, agak butuh effort lebih juga untuk penyampaiannya pada anak usia tiga tahun.

Namun, saya tetap menggunakan prinsip “belajar dari keseharian sambil bermain”. Karena, usia Anis belum bisa diajak serius duduk mendengarkan teori dan mengerjakan tugas tertentu. Yang saya titik beratkan adalah merangsang ketertarikan dia untuk mulai mengenal matematika dan finansial itu sendiri.

Saya ingin logika matematika Anis dibentuk dulu sebelum akhirnya benar-benar terjun ke dunia matematika dan finansial utuh. Dan logika matematika ini tidak melulu mengenai angka, tetapi juga hal-hal lain yang relate seperti : ukuran (kecil dan besar), jumlah secara umum (banyak sedikit), menyusun suatu hal dengan ketentuan khusus (misalkan dari tinggi ke pendek dll), dan masih banyak lainnya.

Untuk pengenalan finansial sendiri, saya lebih mengarahkan untuk pengenalan alat bayar, yaitu uang.  Dari jenisnya (uang kertas dan uang koin), kegunaannya secara sederhana (untuk membeli sesuatu), hingga memperkenalkan teknologi sehari-hari yang berkenaan dengan uang ini, mesin ATM, kartu ATM, mesin EDC. Hal yang sangat lumrah kita gunakan di kehidupan.

Selain itu, membiasakan Anis untuk menabung sebelum mendapatkan apa yang diinginkannya, sudah saya tanamkan sejak cukup lama. Dari usia sekitar dua tahun lebih, saat Anis ingin sepeda baru karena sepeda lamanya sudah terlalu kecil dan rusak, saya bernegosiasi dengan ia dengan bahasa dan cara sederhana. Saya ajarkan untuk menyimpan uang di celengan setiap hari (saat itu uangnya saya berikan langsung saja per harinya untuk dimasukkan celengan), dan ketika cukup baru bisa membeli sepeda baru.

Kali ini, karena Anis pun sudah terbiasa dengan menabung tersebut, juga pemahamannya sudah berkembang, saya ajak ia menabung untuk membeli buku awan yang sangan ia inginkan, dengan cara membantu ibu melakukan sesuatu dan kemudian baru saya beri uang sebagai tanda terima kasihnya. Uang itu yang akan dimasukkan ke celengan.

Sebagian mungkin akan mengira bahwa metode ini akan membentuk mental upah bagi anak. Namun, bagi saya, asalkan penyampaiannya baik, anak pun akan paham bahwa untuk mendapatkan sesuatu dibutuhkan usaha. Di awal saya tidak ikrarkan pada Anis, “Ayo, Anis bantu ibu dulu, deh! Nanti setiap Anis bantu ibu, ibu bakal kasih uang.” Bukan statement itu yang saya gunakan. Justru saya hanya mengajak Anis melakukan sesuatu yang mengarah pada membantu pekerjaan sehari-hari. Kemudian, setelah ia selesai melakukannya, ritual normal yang saya lakukan, yaitu berterima kasih. Baru setelah itu saya berikan uang dan saya anjurkan untuk dimasukkan ke celengan tabungan bukunya. Jadi, benar-benar saya tidak menstigma Anis dengan “kalau kamu melakukan ini nanti kamu dapat sesuatu dari ibu”. Karena pada kenyataannya, tidak setiap kali Anis membantu saya dan kemudian saya beri reward juga, kok. Hehe.

Alhamdulillah, dari jumlah tantangan 15 hari, kali ini saya selesaikan 10 hari berturut-turut. Sempat agak ragu bisa menyelesaikan zona ini, karena kebetulan saya sempat pulang kampung dan memang suasana kumpul bersama keluarga itu agak memberatkan untuk melakukan aktivitas seperti ini, haha. Namun, saya ingatkan kembali diri saya bahwa stimulasi itu tidak harus sesuatu yang memberatkan, kok. Semua bisa dilakukan bersamaan dengan aktivitas sehari-hari. Hanya perlu konsep yang applicable sehingga suatu kegiatan biasa pun akan dapat memeiliki value, tanpa harus preparasi banyak hal dan waktu.

Tinggal dua zona tersisa. Saya berharap semoga apa yang telah dan akan saya lakukan bersama Anis, bukan sekadar tugas Bunda Sayang saja, tetapi memang sesuatu yang akan terkonversi menjadi habit dan membawa perubahan permanen pada kehidupan kami. Karena, sekali lagi saya ingatkan diri saya, bahwa 15 atau 10 hari hanyalah miniatur yang harus diproyeksikan ke hari-hari, minggu-minggu, bulan-bulan, dan tahun-tahun lainnya. Yuk, Anis, bismillaah, insyaAllah KITA BISA! J

No comments:

Post a Comment