Di salah satu grup literasi yang saya tergabung di dalamnya, pagi ini mengusung suatu topik yang menarik. Meskipun, topik tersebut tercuat bukan karena unsur kesengajaan, tetapi cukup membuat saya berselancar lebih dalam di laman Google mengenai hal tersebut, yaitu Karakter Seseorang Berdasarkan Urutan Kelahiran.
Awalnya saya bepikir bahwa urutan kelahiran memiliki dampak pada karakter atau sifat seseorang tak lebih dari sekedar kecenderungan saja. Ternyata, secara keilmuan, bahkan hal tersebut diungkap dan dipelajari lebih khusus.
Katakanlah Teori Urutan Kelahiran Adler, yang dicanangkan oleh Alfred Adler, seorang dokter, psikolog, terapis dan pendiri awal aliran psikologi individual kelahiran Austria pada tahun 1870 (wikipedia). Beliau berpendapat bahwa urutan kelahiran berpengaruh terhadap kepribadian seseorang, sehingga beliau mengklasifikasikan sebagai berikut (halodoc) :
1. Anak Sulung
Menurut Adler, anak tertua cenderung konservatif, mereka berorientasi pada kekuasaan, dan mampu memimpin. Alasannya karena mereka kerap diberi tanggung jawab untuk menangani adik-adik mereka, anak sulung tumbuh menjadi orang yang peduli, lebih bersedia menjadi orangtua, dan cenderung mengambil inisiatif.
2. Anak Tengah
Kakak laki-laki atau perempuan adalah "penentu kecepatan" untuk anak kedua, mereka sering berjuang untuk melampaui kakak mereka. Laju perkembangan mereka lebih tinggi, oleh karena itu mereka cenderung ambisius namun mereka jarang egois. Anak kedua cenderung menetapkan tujuan yang terlalu tinggi untuk diri mereka sendiri, oleh karenanya mereka rentan gagal. Tak perlu khawatir, kemampuan mereka mengetahui bagaimana mengatasi kesulitan dalam hidup adalah hal yang membuat mereka lebih kuat.
3. Anak Bungsu
Wajar jika anak terakhir lebih mendapat banyak perhatian dan perhatian dari orangtua dan saudara yang lebih tua. Itulah sebabnya mereka mungkin merasa kurang berpengalaman dan mandiri. Namun, kelahiran terakhir biasanya termotivasi untuk melampaui kakak mereka. Sangat sering mereka mencapai sukses besar dan mendapatkan pengakuan di bidang yang mereka pilih. Anak-anak bungsu dalam sebuah keluarga cenderung ramah, meskipun mereka cenderung lebih tidak bertanggung jawab dan sembrono daripada anak-anak yang lebih tua.
4. Anak Tunggal
Terlahir tanpa saudara kandung untuk bersaing, anak tunggal biasanya kerap bersaing dengan ayahnya. Karena terlalu dimanja oleh orang tua mereka, anak tunggal juga mengharapkan dimanjakan dan dilindungi oleh orang lain. Egois dan dependent adalah sifat utama mereka, sehingga mereka kerap mengalami kesulitan berinteraksi dengan teman sebaya. Banyak anak yang tidak memiliki saudara kandung tumbuh menjadi perfeksionis, dan mereka cenderung mencapai tujuan mereka apa pun yang terjadi.
Saya pribadi belum membaca secara langsung dan lebih spesifik mengenai teori tersebut di literatur aslinya. Sehingga saya pun belum mengetahui metode apa yang digunakan oleh Adler untuk merumuskan teorinya.
Jika saya boleh berpendapat, unsur "kecenderungan" sepertinya masih perperan dalam hal ini. Faktanya, karakter yang "terlihat" pada seseorang tidak bisa menjadi ukuran mutlak untuk mengetahui anak ke berapakah mereka di dalam keluarganya. Seperti di pagi ini dan juga hari-hari sebelumnya, ada beberapa yang mengira saya adalah anak tengah bahkan anak bungsu. Padahal, saya sendiri adalah anak sulung dari lima bersaudara, keluarga yang cukup besar bahkan bisa dibilang. Menarik memang membahas cabang keilmuan psikologi ini. Allahu'alam bi shawab.
No comments:
Post a Comment