Picture by pinterest |
Bismillaah.
Parade
Live Zona 7 Institut Ibu Profesional mengenai Pendidikan Seksualitas
hari keempat telah dilaksanakan. Topik yang diangkat adalah ‘Peran Ayah dalam Pengasuhan
untuk Pendidikan Seksualitas’ dengan penyaji materi dari Kelompok 16 (IP Jakarta
2). Lima orang presentator yang bertugas kali ini adalah Mbak Ratih Nurlita, Mbak Nurindah Fitria,
Mbak Talitha Rahma, Mbak Hera dan Mbak Zeneth Thobarony menyampaikan materi
secara bergiliran selama kurang lebih 35 menit.
Dalam topik 4 ini saya
dapat merangkum beberapa hal:
1.
Banyak kasus tentang penyimpangan
seksualitas disebabkan oleh hilang atau kurangnya figur ayah dalam kehidupan
mereka.
2. Peran
ayah sebagai project leader memiliki kedudukan
penting dalam pembangunan proyek keluarganya, sehingga keberadannya harus
dipastikan terpenuhi.
3. Peran
ayah tak melulu sosok ayah kandung. Dalam beberapa kasus dan keadaan, seperti
perceraian, meninggal dunia, maka peran ayah tetap harus diadakan dengan
menghadirkan sosok role model segi
maskulinitas lain, bisa kakeknya, pamannya.
4. Fatherless
coutry merupakan kondisi suatu negara yang menunjukkan
gejala tidak adanya peran, keterlibatan secara signifikan, dan juga kehangatan
sosok ayah di dalam masyarakatnya.
5. Indonesia
menduduki peringkat ke-tiga dunia setelah Amerika, dalam klasifikasi Fatherless
Country. Dari predikat ini kita mendapatkan sedikit gambaran mengenai
isu penyimpangan dan atau kekerasan seksualitas yang marak terjadi di negara
kita ini memiliki asal muasal dari mana. Dan tentunya hal ini perlu menjadi
perhatian khusus semua pihak terkait, di mulai dari level terkecil komunitas
yaitu keluarga.
6. Menurut
pakar parenting Ustadz Bendri
Jaisyurrahman, rusaknya perilaku anak muda saat ini adalah buah dari kegagalan
keluarga memproduksi anak-anak yang tangguh, dan salah satu penyebabnya
spesifiknya adalah kondisi father hunger, yaitu haus akan sosok
ayah.
7. Tantangan
ketidakhadiran sosok ayah:
a.
Ayah terlalu sibuk mencari nafkah
b.
Pelaku LDM (Long Distance Marriage)
c.
Ayah sudah tiada
8. Keikutsertaan
seorang ayah dalam pola pengasuhan dan pendidikan, termasuk dalam hal ini
adalah pendidikan seksualitas, akan membawa dampak berupa rasa nyaman, aman,
dan terpenuhinya bejana kebutuhan kasih sayang ayah bagi anak. Sehingga, anak
tidak perlu lagi kebingungan tentang identitasnya, karena akan lebih mudah ter-plot. Dan anak pun tak perlu mencari-cari
hal yang mampu memenuhi bejana kebutuhannya yang belum terisi, dari lingkungan
luar yang sangat beresiko membawa problematika penyimpangan dll.
9. Peran
ayah dalam menumbuhkan fitrah seksualitas:
a.
Sang ego dan individualis
b.
Pembangun sistem berpikir
c.
Raja tega
d.
Penanggung jawab pendidikan
e.
Pembangun visi dan misi
f.
Supplier
maskulinitas
g.
Konsultan pendidikan
10. Langkah
seorang ayah dalam menyikapi tantangan ketidakhadirannya dan tetap menjalankan
perannya sebagai pembentuk fitrah seksualitas:
a.
Seorang ayah harus paham akan peran dan kewajibannya di dalam keluarga. Upgrade ilmu parenting itu bukan hanya harus dilakukan oleh seorang ibu.
Nyatanya, ayah pun butuh dan harus terus belajar untuk mendapatkan perkembangan
ilmu kepengasuhan dan rumah tangga, yang akan membuatnya tak hanya sekadar tahu,
tetapi juga paham. Dengan paham, kesadaran akan lebih mudah terbentuk.
b.
Ayah wajib meluangkan waktu untuk
keluarga, dalam hal ini utamanya adalah anak-anak. Memberikan waktu dengan mindfulness untuk mereka merupakan
bentuk investasi yang hasilnya akan dirasakan di masa yang akan datang. Jika
menyia-nyiakan bentuk investasi ini, bersiaplah untuk menyesal dengan hasil yang
kurang memuaskan di kemudian hari. Ingat, ayah adalah seorang penanggung jawab utama
dunia akhirat bagi keluarganya.
Allahu’alam
bi shawab.
No comments:
Post a Comment