Koleksi Pribadi |
Merinding? Berigidig? Hiiiii~
Kira-kira hal apa sih yang biasanya
bikin kita sampe kayak gitu? Hantu? Pembunuhan? Darah berceceran? Sadisme? Kelakuan
ajaib manusia? Atau sekadar pemikirannya yang kadang di luar dugaan dan
bisa-bisa bikin kita sesama manusia pengen resign aja rasanya jadi
manusia itu sendiri, saking malu (atau serem)-nya, lalalalaaaa~
Well,
tenang aja, semua lengkap kok tersedia di buku kumpulan cerita pendek The Cringe Stories ini. Yup,
LENGKAP! Bukan cuma kisah horor yang bawa-bawa mahkluk beda dimensi aja, tetapi
juga kisah antar-manusia yang ternyata memang banyak terjadi di kehidupan nyata
dan emang bener bisa bikin berigidig, cuy!
Buku bersampul hitam dengan gambar
tapak tangan berwarna putih, yang entah tangan siapa itu, dan tulisan judul berwarna
merah bloody gimana gitu¸ sempurna menambah kesan cringy dari ‘anak
tetasan’ Kak Rijo Tobing ini. Sesaat mungkin para pembaca bakal ngira
ini buku horor, tapi waktu dilahap lembar per lembarnya, saya lebih
mengklasifikasikan buku ini ke dalam jenis thriller. Bukan mistis, tapi
lebih ke misteri. Karena bener-bener bikin penasaran dan ngeri dalam satu waktu.
Efek sampingnya, ya bikin kita susah berenti baca, haha. Apalagi buat saya yang
ga suka dibuat penasaran , juga ga suka digantung #apasihhhhh >o<
Jadi, di buku ini terdapat sembilan
cerita pendek dengan latar dan alur yang jauh berbeda satu sama lain. Dengan
pengkarakteran yang pas, dipadu detailing latar yang khas dan so deep
ala Kak Rijo, mampu membuat saya hanyut ke dalam cerita. Terutama bagian
pembunuhan-pembunuhan, ugh! Feels like I was witnessing the tragedy itself.
Ditambah sentuhan plot twist yang twisting banget tapi masih make
sense, bikin pembaca tuh ngerasa kaget dan gemes sendiri dibuatnya. Utamanya
buat saya yang seneng banget sama hal-hal sadis dan sedikit (asli deh
sedikiiiiiit aja) psycho ini.
Bukunya ga terlalu tebel, cuma
165 halaman, which is cocok dinikmati berbagai kalangan, baik penggiat
literasi atau pun yang sekadar lagi nyari bahan bacaan aja. Asli, acceptable
banget! Bahasanya enak, bikin yang baca ga kagok gitu. Mudah dicerna
dan easy-reading, meskipun genre yang diangkat cukup berat.
Eitsss, tapi yaa, jangan
main-main sama plot twist-nya , Bund! Disclaimer aja, sih! Hihihi.
Selain itu, setiap cerita
juga sebenernya membawa moral, lho! Sangat dekat dengan kehidupan kita,
beberapa case bahkan berangkat dari isu yang lagi trending saat
ini.
Dari sembilan cerita, saya
cukup menikmati semua. Namun, ada tiga cerita yang sudah saya nobatkan menjadi ter-favorit,
haha. Kenapa sih musti tiga? Maklumlah, anaknya susah menetapkan pilihan
wakakaka.
Yang pertama adalah cerpen dengan
judul Mobil di Pengkolan. Cerita
ini tuh jadi bahan refleksi buat saya pribadi, jadi keinget sama orang tua huhu.
DEG gitu pas baca ending-nya. Langsung tersadarkan buat bisa ngasih spare
waktu dan perhatian lebih untuk papa mama dan abah umi mertua yang, ya emang
bener, mereka kian menua. Mereka butuh anak-anaknya.
Cerita kedua yang berjudul Rekening. Lagi-lagi berkaitan dengan atensi. Semakin
yakin bahwa setiap manusia itu butuh diperhatikan, butuh pengakuan. Saya jadi
lebih aware untuk orang-orang terdekat saya, apakah sudah cukup
perhatian tercurah untuk mereka? Jangan sampe bejana perhatian dan pengakuan
mereka kurang dan akhirnya malah melakukan hal-hal aneh untuk mengisinya.
Termasuk juga saya jadi lebih memperhatikan bejana kebutuhan akan perhatian dan
pengakuan untuk diri saya sendiri. Yosh, do good for good. Isi bejana
itu dengan melakukan hal baik untuk mendapatkan output / atensi yang baik.
Nah, yang terakhir, cerita
dengan judul Gendut dan Ombak. Lha, jadi empat cerita favorit, dong?
Wakakaka. Ga apa, ya?! Toh saya suka keduanya karena berkenaan dengan
pembunuhan yang smooth wahaha. Penasaran ga Lo, hah? Pembunuhan
yang smooth itu macem mana? Hayo, hayoooo, mending baca sendiri, deh! Personally,
I do recommend for having this book on your lap! Grab it!