Picture by Pinterest |
Bismillaah.
Alhamdulillah, zona ke-enam di Pantai Bentang Petualang
Bunda Sayang IIP telah terlewati. Mengangkat tema yang cukup menantang, yaitu
Stimulasi Matematika dan Finansial, agak butuh effort lebih juga untuk penyampaiannya
pada anak usia tiga tahun.
Namun, saya tetap menggunakan prinsip “belajar dari
keseharian sambil bermain”. Karena, usia Anis belum bisa diajak serius duduk
mendengarkan teori dan mengerjakan tugas tertentu. Yang saya titik beratkan
adalah merangsang ketertarikan dia untuk mulai mengenal matematika dan
finansial itu sendiri.
Saya ingin logika matematika Anis dibentuk dulu sebelum
akhirnya benar-benar terjun ke dunia matematika dan finansial utuh. Dan logika
matematika ini tidak melulu mengenai angka, tetapi juga hal-hal lain yang
relate seperti : ukuran (kecil dan besar), jumlah secara umum (banyak sedikit),
menyusun suatu hal dengan ketentuan khusus (misalkan dari tinggi ke pendek
dll), dan masih banyak lainnya.
Untuk pengenalan finansial sendiri, saya lebih
mengarahkan untuk pengenalan alat bayar, yaitu uang. Dari jenisnya (uang kertas dan uang koin),
kegunaannya secara sederhana (untuk membeli sesuatu), hingga memperkenalkan
teknologi sehari-hari yang berkenaan dengan uang ini, mesin ATM, kartu ATM,
mesin EDC. Hal yang sangat lumrah kita gunakan di kehidupan.
Selain itu, membiasakan Anis untuk menabung sebelum
mendapatkan apa yang diinginkannya, sudah saya tanamkan sejak cukup lama. Dari
usia sekitar dua tahun lebih, saat Anis ingin sepeda baru karena sepeda lamanya
sudah terlalu kecil dan rusak, saya bernegosiasi dengan ia dengan bahasa dan
cara sederhana. Saya ajarkan untuk menyimpan uang di celengan setiap hari (saat
itu uangnya saya berikan langsung saja per harinya untuk dimasukkan celengan),
dan ketika cukup baru bisa membeli sepeda baru.
Kali ini, karena Anis pun sudah terbiasa dengan
menabung tersebut, juga pemahamannya sudah berkembang, saya ajak ia menabung
untuk membeli buku awan yang sangan ia inginkan, dengan cara membantu ibu
melakukan sesuatu dan kemudian baru saya beri uang sebagai tanda terima
kasihnya. Uang itu yang akan dimasukkan ke celengan.
Sebagian mungkin akan mengira bahwa metode ini akan
membentuk mental upah bagi anak. Namun, bagi saya, asalkan penyampaiannya baik,
anak pun akan paham bahwa untuk mendapatkan sesuatu dibutuhkan usaha. Di awal
saya tidak ikrarkan pada Anis, “Ayo, Anis bantu ibu dulu, deh! Nanti setiap
Anis bantu ibu, ibu bakal kasih uang.” Bukan statement itu yang saya gunakan.
Justru saya hanya mengajak Anis melakukan sesuatu yang mengarah pada membantu
pekerjaan sehari-hari. Kemudian, setelah ia selesai melakukannya, ritual normal
yang saya lakukan, yaitu berterima kasih. Baru setelah itu saya berikan uang
dan saya anjurkan untuk dimasukkan ke celengan tabungan bukunya. Jadi,
benar-benar saya tidak menstigma Anis dengan “kalau kamu melakukan ini nanti
kamu dapat sesuatu dari ibu”. Karena pada kenyataannya, tidak setiap kali Anis
membantu saya dan kemudian saya beri reward juga, kok. Hehe.
Alhamdulillah, dari jumlah tantangan 15 hari, kali ini
saya selesaikan 10 hari berturut-turut. Sempat agak ragu bisa menyelesaikan
zona ini, karena kebetulan saya sempat pulang kampung dan memang suasana kumpul
bersama keluarga itu agak memberatkan untuk melakukan aktivitas seperti ini,
haha. Namun, saya ingatkan kembali diri saya bahwa stimulasi itu tidak harus
sesuatu yang memberatkan, kok. Semua bisa dilakukan bersamaan dengan aktivitas
sehari-hari. Hanya perlu konsep yang applicable sehingga suatu kegiatan biasa
pun akan dapat memeiliki value, tanpa harus preparasi banyak hal dan waktu.
Tinggal dua zona tersisa. Saya berharap semoga apa yang
telah dan akan saya lakukan bersama Anis, bukan sekadar tugas Bunda Sayang
saja, tetapi memang sesuatu yang akan terkonversi menjadi habit dan membawa
perubahan permanen pada kehidupan kami. Karena, sekali lagi saya ingatkan diri
saya, bahwa 15 atau 10 hari hanyalah miniatur yang harus diproyeksikan ke
hari-hari, minggu-minggu, bulan-bulan, dan tahun-tahun lainnya. Yuk, Anis,
bismillaah, insyaAllah KITA BISA! J
No comments:
Post a Comment