Bismillaaah.
Bicara tentang keluarga, bagi saya merujuk pada suatu tim. Dibutuhkan kerja sama, saling memberi dukungan satu dan yang lainnya, jika ingin keutuhannya terjaga dan atau tujuan tercipta.
Begitu pun dalam hal kepengasuhan. Anak yang merupakan buah hati dari sosok ibu dan ayah, sudah seharusnya juga menjadi tanggung jawab bersama dalam konteks kepengasuhannya.
Lebih spesifik, mengenai pendidikan seks anak. Bagi saya, baik ayah mau pun ibu memiliki main role untuk semua anaknya, laki-laki mau pun perempuan. Karena untuk ke depannya, semua anak harus terbiasa dengan gender yang ada di masyarakat, dan cara dealing sengan keduanya.
Suami saya Alhamdulillah memiliki pandangan dan paham yang kurang lebih serupa dengan pandangan saya mengenai aktivitas pengenalan seks dan seksualitas pada Anis. Sehingga, satu tahap sudah mampu kami lewati, yaitu proses penyelarasan pikiran.
Menyamakan persepsi antar suami-istri itu sangat penting dan mendasar. Nantinya, arah tujuan akan lebih mudah dinavigasikan jika goal telah sama. Misal, suami pro dengan pilihan untuk memisahkan kamar anak sejak usia dini, sedangkan sang ibu sangat kontra dengan hal tersebut. Goalnya adalah membiasakan untuk memberi ruang privacy bagi anak dan juga orang tua. Namun, karena kondisi seperti di atas, goal tersebut akan terkendala. Bagaimana bisa goal terpenuhi bila yang satu ingin anak pisah kamar sedangkan yang lainnya ingin anak tetap bersama.
Selain itu, peran seorang ayah pun penting dalam memberi pandangan pada anak tentang keseimbangan antara fungsi laki-laki dan perempuan di kehidupan. Anak akan melihat bagaimana ayanya membawa peran sebagai ayah, suami, laki-laki, yang saling mengisi dan mendukung dengan peran ibu, istri, dan perempuan.
Peran ayah lainnya tentu sebagai "sahabat" bagi anak, mungkin lebih spesifik untuk anak lelaki. Tempat mereka mendiskusikan topik yang agak privacy, dan cenderung kelaki-lakian. Beberapa anak laki-laki akan merasa lebih nyaman untuk bertanya dan membicarakannya dengan ayah mereka ketimbang ibunya. Karena merasa "sama".
Peran yang tak kalah penting adalah sebagai partner diskusi dan tukar pikiran bagi ibu. Ya, benar. Kadang, saya butuh point of view lain dari suatu hal yang terjadi pada Anis. Saya akan bertanya pada suami dan meminta pendapatnya.
Selain mengemban peran sebagai pihak yang sama, seorang ayah pun memberi peran oposisi di lain pihak. Ayah akan ikut mengontrol perkembangan seksualitas pada anak dalam berbagai aspek. Salah satunya mengenai pergaulan antar lawan jenis. Jika ada sesuatu yang kurang tepat, seorang ayah akan menegur dan memberi tahu mana yang seharusnya.
Ternyata, peran seorang ayah pun tak kalah penting dengan peran seorang ibu. Masih banyak tentunya peran detail lain yang rasanya akan sangat panjang mengisi list "peran ayah terhadap pendidikan seks dan seksualitas anak" jika harus dijabarkan.
Namun, dari beberapa yang telah saya angkat pun, kita dapat menarik kesimpulan bahwa tugas pengenalan seks dan seksualitas pada anak ini adalah tanggung jawab ayah dan ibunya. Tidak ada kecenderungan lebih penting salah satunya.
Maka, eksistensi ayah pun sangat diharapkan berperan aktif dalam role pengenalan dan pemahaman seks anak dalam keluarga agar anak pun tidak merasa kehilangan sosok panutan.
Allahu'alam bi shawab.
No comments:
Post a Comment