Picture by medicalnewstoday |
Seks dan seksualitas. Banyak dari kita belum begitu memahami definisi dasar dari kedua kata tersebut. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, berikut saya kutip pengertian dari masing-masingnya :
Seks : jenis
kelamin, hal yang berhubungan dengan kelamin
Seksualitas :
ciri, sifat, atau peranan seks; dorongan seks
Baik seks dan seksualitas,
keduanya merupakan suatu identitas dasar dari seorang individu, dan berkenaan
dengan fungsi anatomi dan fisiologi manusia. Sehingga, mengenalnya adalah suatu
kewajaran, bahkan keharusan. Karena memang keduanya telah ada pada diri seseorang
sejak lahir. Alih-alih menganggapnya tabu yang jutsru menimbulkan suatu image negatif di masyarakat mengenai
pembahasan tersebut.
Termasuk dalam lingkup
seks adalah jenis kelamin secara fisik dan biologis. Seperti contoh, perempuan
adalah seseorang yang dilahirkan dengan organ reproduksi luar vulva, dan
dilengkapi dengan organ bagian dalamnya, yang membawa peran penting dalam
kehamilan, yaitu vagina, uterus (rahim), ovarium dan tuba falopi. Sedangkan
laki-laki adalah manusia yang dilahirkan dengan perangkat reproduksi luar
meliputi penis, skrotum dan testis. Segala sesuatu yang berdasarkan pada hal
fisik mengenai perbedaan laki-laki dan perempuan, itulah seks.
Jika kita membicarakan
tentang seks, seksualitas, tak lengkap rasanya jika gender pun tidak ikut disinggung.
Bahkan, tak sedikit dari masyarakat yang justru menyamaratakan istilah-istilah
tersebut. Sebenarnya, tak bisa disalahkan juga. Karena memang, di beberapa
negara, seperti Jerman dan Finlandia, mereka tidak memiliki istilah khusus yang
membedakan dua kata tersebut.
Namun, secara luas dan
general, gender memiliki pemahaman berbeda dengan seks. Jika seks diartikan pada jenis kelamin yang
bersifat fisik, gender jutsru lebih
pada definisi jenis kelamin secara sosial.
Menurut WHO, gender
adalah sifat perempuan dan laki-laki, seperti
norma atau hubungan kelompok pria dan wanita, yang dikonstruksi secara sosial.
Jadi, gender ini merupakan suatu bentuk kontruksi sosial atau sesuatu yang
dibangun oleh persepsi, intuisi, simpulan, yang lahir dari kultur masyarakat.
Seperti misalnya, stigma yang mengatakan bahwa laki-laki itu harus kuat, tidak
boleh cengeng, sedangkan perempuan itu lemah. Konsep keduanya lahir dari ‘sangkaan’
yang dibangun oleh masyarakat, yang akhirnya menjadi parameter ‘baku’ dalam
mengidentifikasi laki-laki dan perempuan tersebut dan juga terpatenkan dalam stereotype keduanya.
Picture by Pinterest |
Dari definisi secara harfiah di atas, sedikit banyak kita mendapatkan pencerahan mengenai perbedaan keduanya. Bahwa, seks dan gender itu bukanlah suatu hal yang sama. Sehingga, butuh adanya pemahaman mengenai masing-masing, agar keduanya bisa selaras, seimbang, dan mampu berjalan beriringan menuju fitrahnya. Penjelasan tentang seks, seksualitas, gender, dan fitrah ini akan membutuhkan tambahan penjelasan, yaitu yang berkenaan dengan pandangan agama tentang seks dan gender itu sendiri. Sehingga, insyaAllah, di tulisan berikutnya, saya akan sedikit berbagi tentang hal tersebut, sependek yang pernah saya dapat. Allahu’alam bi shawab.
No comments:
Post a Comment